
Satumejanews.id. SANGATTA – Meski sebagian hasil pertanian seperti pisang kepok atau lebih dikenal dengan sebutan pisang gepok grecek sudah ada yang diekspor ke mancanegara, namun ada juga yang menyisakan persoalan. Salah satunya ada keluhan petani pisang yang harganya turun, ketika panen.
Guna menghindari hal tersebut, anggota DPRD Kutim, Faizal Racman meminta kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) bisa memberikan perlindungan kepada para petani. Mengingat hingga saat ini, produksi yang dihasilkan oleh para petani untuk komoditas buah yang mirip seperti jari ini sangat besar.
Keluhan petani itu disampaikan kepadanya ketika melakukan reses di Kecamatan Kaubun belum lama ini, ada kelompok tani yang mampu menghasilkan 10 ribu sisir per bulan. Sayangnya, saat dijual dihargai murah.
“Ketika berkunjung melakukan reses beberapa waktu lalu, salah satu kelompok tani bisa menghasilkan 10 ribu sisir perbulan. Sayang kalau cuma dihargai murah, nanti mereka malas garap pisang lagi, kan malah repot,” ujar Faizal.
Menurutnya, perlindungan kepada para petani oleh pemerintah tidak hanya diberikan untuk sektor sarana dan prasarana semata, namun harus secara menyeluruh. Hal itu bertujuan untuk membantu petani dalam menghadapi permasalahan kesulitan memperoleh kepastian usaha, resiko harga, kegagalan panen, praktik ekonomi biaya tinggi termasuk perubahan iklim.
Selam aini, buah dengan nama latin musa acuminata balbisiana colla ini menjadi salah satu komoditas yang cukup laris di pasaran. Tidak hanya dalam negeri, buah yang memiliki banyak kandungan gizi dan serat ini juga sudah mampu di ekspor ke luar negeri, salah satu negara tujuanya adalah Malaysia.
Namun dibalik itu semua, muncul beragam persoalan salah satunya mengenai harga jual yang ada di pasaran, terutama di tingkat pedagang perantara (tengkulak), yang saat ini dirasa banyak merugikan para petani. Karena dibeli terlalu murah, sedangkan biaya operasional yang harus dikeluarkan cukup tinggi. (adv/sm3)