Beranda Nasional Karakteristik Eropa: Inovasi, Efisien, Disiplin, dan Mandiri sampai Tua.

Karakteristik Eropa: Inovasi, Efisien, Disiplin, dan Mandiri sampai Tua.

368
0

Berkunjung ke sistem dan fasilitas rumah sakit St Gallen, salah satu provinsi di Swiss. (Ist)

Syukri M Nur
Visiting Scholar di DBFZ, Leipzig dan Penerima beasiswa riset dari DAAD, Jerman

Zurich, Swiss (09/08/2022). Berada di negeri empat musim ini, Jerman dan Swiss bukan hanya menggeluti energi terbarukan sebagai materi riset. Penulis juga merasakan sifat-sifat personil mereka, para bule tersebut. Empat karakteristik utama yang sangat dirasakan yaitu: inovasi, efisien, disiplin dan mandiri sampai tua. Materi ini yang kita bahas satu demi satu.

Inovasi
Ciri pertama, inovasi, terlahir dari desakan kebutuhan warga Eropa terhadap keselamatan, kenyamanan, keamanan dan keberlanjutan hidup mereka. Basis kegiatan untuk inovasi adalah riset. Jadi kita perlu cermat namun tak perlu heran dengan jumlah dan lembaga riset yang bertebaran di setiap kota. Tampaknya bukan hanya lembaga riset seperti Julich Research Institute dan Max Plank Institute di Jerman yang suka berpikir (riset). Namun, Paul Scherrer Institute (PSI) di Swiss ataupun universitas se antero Eropa memiliki fokus riset yang terpetakan dengan baik. Hampir semua lini kehidupan menjadi materi riset mereka untuk mendapatkan inovasi bahkan penemuan. Seiring materi riset yang terus berkembang membuka peluang bagi lowongan kerja sebagai doktor pekerja (Doktorandenarbeit) yang diberikan oleh ketua tim riset yang umumnya bergelar professor.

Efisien
Apakah karena kekayaan sumberdaya alam negara-negara di Eropa ini terbatas sehingga mampu efisien? Ataukah karena sumberdaya itu memerlukan biaya yang mahal untuk mendapatkannya?

Dua pertanyaan ini boleh jadi penyebabnya. Namun yang pasti, warga Eropa terutama di Swiss, Jerman, Austria, Belgia dan Belanda yang pernah penulis kunjungi sangat efisien dalam penggunaan waktu, sumberdaya modal bahkan tenaga dan pikiran. Tanpa target yang jelas dan terarah maka akan sulit untuk mengajak mereka berdiskusi apalagi berkolaborasi. Dalam kondisi ini, penulis selalu mewanti-wanti mahasiswa untuk memacu diri dalam penelitian dan publikasi. Hanya publikasi ilmiah yang mampu membuktikan diri supaya dapat ditengok oleh peneliti Eropa.

Lintasan jalan di St Gallen, Swiss yang khusus untuk memandu pejalan kaki yang mengalami disabilitas penglihatan.

Ketika makan, orang Eropa juga sangat menghargai. Dapat dipastikan makanan yang tersani dipiring mereka akan ludes dan bersih dan mudah dicuci. “Anda memang dapat dan mudah membeli makanan ini namun menghabiskannya merupakan penghargaan pribadi anda,” pesan itu masih terngiang ditelinga kendati sudah 22 tahun lalu makan di menza. Menza adalah restoran kampus yang makanannya disubsidi oleh pemerintah untuk mahasiswa.

Disiplin
Kata ini mungkin yang wajib juga kita tiru. Wajib juga kita lekatkan dalam aktivitas sehari-hari dalam penggunaan waktu, aturan, dan penggunaan semua sumberdaya. Tanpa disiplin yang baik maka kegagalan akan lebih besar terjadi daripada keberhasilan. Kata disiplin memberikan kepastian jadwal kereta api atau bus untuk melayani penumpang. Disiplin juga memberikan manfaat kenyamanan dan keselamatan dalam penggunaan kendaraan dan jalan bagi pejalan kaki, pengguna sepeda bahkan bagi manula yang menggunakan kursi bantu jalan. Puncaknya adalah displin untuk menjalankan peraturan tanpa pilih kasih sehingga semua warga menghormati negaranya.

Mandiri Sampai Tua
Kalimat ini yang sangat menguatirkan bagi penulis jika ingin bermukim permanen di Eropa. Betapa tidak, mungkin tak ada masalah jika kita masih muda dan sehat. Namun akan jadi masalah pribadi yang sangat berat dalam usia yang renta dan dan penyakit sudah akrab.

Ciri mandiri harus dibawa sampai tua. Beli bahan makanan, memasak, mencuci, semua pekerjaan rumah tangga harus dikerjakan sendiri bagi orang Eropa yang memilih hidup membujang. Hanya pasangan hidup yang mampu berbagi kerja dan berbagi cerita. Orang lain tak sempat memikirkan dan hanya sebagian kecil yang sempat saling membantu. Oh ya, perlu dicatat bahwa pernikahan hanya tercatat di kelurahan mereka tanpa memikirkan latar belakang agamanya.

Manula tetap aktif kendati harus menggunakan kereta dorong yang juga berfungsi sebagai pembawa barang belanjaan.

Apakah kita ciut menghadapi masa tua di Eropa? Mungkin pertanyaan ini akan terasa jika dijalani sebagai pilihan hidup kita. Tampaknya, lagi lagi negara-negara di Eropa memikirkan hal tersebut. Setiap manula yang sudah tak mampu mengurus dirinya sendiri ditempatkan pada rumah jompo. Rumah sakit dan paramedik mengurus manula ini sampai akhirnya hayatnya. Biayanya ditanggung oleh negara.

Mandiri sudah dimulai dari masa kecil mereka. Berangkat sekolah sendiri dengan menggunakan transportasi yang juga memperhatikan anak anak, manula hingga yang disabilitas fisik. Mandiri sampai menua bukanlah momok yang menakutkan bagi warga Eropa. Karena inovasi, efisien, dan displin selalu hadir bersama untuk menghadirkan negara bagi warganya.

Salam hormat penulis dari Zurich, Swiss.

Artikulli paraprakVacum Dua Tahun, Lomba Dayung Perahu Buaya di TBA Kembali Digelar
Artikulli tjetërPonpes Darunnashr Gembira, Santrinya Bisa Tempuh Pendidikan Kesetaraan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini