Beranda Kominfo Kutai Kartanegara Kukar Susun RIPKH 2025-2029, Miliki Keanekaragaman Hayati Tertinggi di Kaltim

Kukar Susun RIPKH 2025-2029, Miliki Keanekaragaman Hayati Tertinggi di Kaltim

383
0

Satumejanews.id. KUTAI KARTANEGARA – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) merupakan salah satu wilayah yang memiliki keaneragaman hayati tertinggi di Kalimantan Timur (Kaltim). Di antaranya terdapat 15 tipe ekosistem utama yang tersebar di hutan tropis dataran rendah, hutan rawa gambut, kawasan riparian (area atau zona yang terletak di sepanjang tepi sungai, danau, atau badan air lainnya) Sungai Mahakam, hingga ekosistem mangrove dan danau paparan banjir.

Hal itu disampaikan Bupati Kukar Aulia Rahman Basri dalam sambutan tertulis yang disampaikan Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar Sunggono, ketika membuka kick off meeting Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (RIPKH) Kukar tahun 2025 – 2029 di ruang Bengkirai Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar, Kamis (17/7/2025).

”Berdasarkan Profil Keanekaragaman Hayati Kukar  tahun 2021, teridentifikasi sedikitnya 309 jenis flora, 205 jenis satwa liar, serta Khadira spesies endemik dan dilindungi seperti Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus morio), Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris), Bekantan (Nasalis larvatus), Rangkong badak dan berbagai jenis anggrek hutan,” ujar Aulia Rahman.

‎Menurutnya, potensi keanekaragaman hayati  perairan di Kukar tidak kalah penting. Sebab, di kawasan danau Kaskade Mahakam , terdiri dari danau Semayang, danau Melintang dan danau Jempang merupakan sistem danau paparan banjir yang sangat dinamis dan produktif.

Dijelaskan, berdasarkan studi Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Kaltim  tahun 2022 mencatat kehadiran 86 spesies ikan air tawar, 125 spesies burung, serta ratusan jenis tumbuhan air dan riparian yang menopang fungsi ekologi dan ekonomi masyarakat sekitar.

‎Ekosistem tersebut menurut Aulia, menjadi tempat berkembang biak alami bagi ikan-ikan khas Kalimantan seperti baung, belida, toman, dan pepuyu. Vegetasi terapung seperti kumpai dan eceng gondok berperan sebagai pelindung larva dan pakan alami bagi biota air.

‎”Di Mahakam tengah, penelitian yang dilakukan Loka Riset Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (KKP) juga menunjukkan kawasan ini tetap menunjukkan status ekosistem yang produktif, ” ujarnya. (adv/sm/diskominfo)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini