NAMA Misman di kalangan warga Samarinda, khususnya bantaran Sungai Karang Mumus (SKM) sudah tidak asing lagi. Bahkan di jajaran pemerintahan, baik di Pemrpov Kaltim mapun Pemkot Samarinda, wartawan senior di Kaltim ini cukup dikenal sekali.
Pria kelahiran Samarinda, 4 April 1959 ini, selain menjadi wartawan, saat ini ia lebih dikenal menjadi relawan memungut sampah di kawasan Sungai Karang Mumus (SKM). Bahkan sejak 8 tahun silam, ia mendirikan Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM), sebuah gerakan sosial untuk membersihkan dari Sungai Karang Mumus dari sehelai sampah.
Gerakan ini semata-mata untuk memberikan pelajaran bagi rekan-rekan dan umat manusia maupun lainnya, agar sungai karang mumus tetap terjaga dengan baik. “Lingkungan harus kita jaga dengan baik, agar kehidupan eksosisten bisa berimbang,” ujar Misman kepada media Satumejanews.id.
Berkat ketekunannya dalam gerakan memungut sampah dan merintis lingkungan, dengan mendirikan sekolah lingkungan yang berlokasi di Sungai Karang Mumus RT 027, Jalan Muang Ilir, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Provinsi Kaltim ini, akhirnya memperoleh penghargaan Kalpataru tahun 2023 dengan kategori perintis lingkungan.

Saat mendirikan sekolah lingkungan, Misman hanya berbekal nekat dan seadanya. Ia ingin memperkenalkan sungai dan lingkungan kepada anak-anak, guru, dosen, mahasiwa dan masyarakat.
Awalnya memang tidak banyak yang mendukung, tapi ada beberapa teman yang memberikan suport moril dan materiil. Setelah beberapa tahun berjalan dan terlihat hasilnya, kemudian banyak berbagai pihak hadir untuk mendukung gerakannya tersebut.
Menurut Misman, apa yang ia lakukan selama ini semata-mata untuk kepentingan lingkungan. Dirinya tidak bermaksud meraih penghargaan sama sekali. Pria lulusan Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Pembina 1 tahun 1979 (kini SMK 1 Samarinda), tidak ada pamrih sama sekali terhadap gerakan yang ia lakukan tersebut.
Tepat pada 26 September 2023 lalu, GMSS-SKM berusia 8 tahun. Apa yang dirintisnya memperoleh hasil yang cukup menggembirakan, yakni Kalpataru, penghargaan tertinggi bidang lingkungan hidup.
Misman merasa bersyukur apa yang dilakukan selama 8 tahun mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat. Itu artinya, apa yang dilakukan selama ini tanpa pamrih mendapat apresiasi terbaik dari pemerintah. Baik pemerintah kota Samarinda, Pemprov Kaltim, maupun pemerintah Pusat.
Misman juga mengakui, kesuksesannya karena mendapat suport dari rekan rekan wartawan, LSM, Guru, Dosen dan para pejabat, utamanya para pengurus PWI. ”Tanpa dukungan kawan kawan PWI, para pemerhati lingkungan, termasuk pemerintah saya tidak akan berhasil seperti ini, mereka selain membantu juga memberikan semangat,” ujar Misman.

Misman berjanji akan terus berbuat. Terutama berbuat untuk kebersihan Sungai Karang Mumus. “Sebab, sungai ini nantinya menjadi tumpuan anak cucu kita. Dengan berbagai cara, tenaga, upaya, pemikiran akan terus dilakukan demi kebersihan bantaran SKM.
Ketika digelar syukuran memperingai 8 tahun GMSS-SKM, Selasa (26/9/2023) malam, Wakil Walikota Samarinda Rusmadi dan sejumlah anggota DPRD maupun tokok masyarakat, tokoh agama, kalangan pers dan warga masyarakat ikut hadir di bantaran SKM.
Pada kesempatan itu, Rusmadi mengapresiasi apa yang dilakukan GMSS-SKM, khususnya ketuanya Misman, lantaran dinilai inspirasi atau sprit bagi warga Samarinda.
Menurut Rusmadi, setiap usaha pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup secara baik dan benar, merupakan ibadah kepada Allah SWT, yang dapat memperoleh karunia pahala dan insya Allah akan masuk surga.
“Saya tahu pak Misman sangat bekerja keras untuk membangun GMSS-SKM. Beliau sampai berdarah-darah berjuang untuk kebersihan sungai Karang Mumus. Semoga beliau selalu sehat, semangat dan atas usahanya nanti masuk surga” kata Rusmadi Wongso ketika memberikan sambutan di Acara Ulang tahun GMSS SKM yang ke 8 yang dipusatkan disamping Jembatan kehewanan Samarinda.
Upaya GMSS SKM lanjut Rusmadi sejalan dengan Pemkot Samarinda, untuk menyadarkan masyarakat tidak membuang sampah ke sungai, menggerakkan ekonomi nelayan, serta konservasi bagi ekosistem sungai.
Mengingat SKM posisinya vital bagi Kota Tepian, baik dari sisi ketahanan ekologis dan mendukung pembangunan, misalnya pengendalian banjir. “Penting memelihara sungai dengan seluruh elemen masyarakat agar SKM sebagai titik nadi kota ini dapat terjaga. Apalagi sungai itu juga jadi sumber ekonomi warga,” ujar mantan Sekprov Kaltim ini. (sm1)