Beranda Nasional Maria Majewska : Suka Ilat Sapi dan Buah Rambutan, akan Bawa Budaya...

Maria Majewska : Suka Ilat Sapi dan Buah Rambutan, akan Bawa Budaya Salim ke Polandia

365
0

PERTUKARAN pelajar antar negara membawa Maria Majewska sampai ke Indonesia, dan dia ditempatkan di Samarinda, Kaltim (Kalimantan Timur). Remaja berusia 18 tahun itu sangat peruntung berada di ibukota provinsi yang menjadi calon Ibu Kota Negara (IKN).

Ketika digelar peringatan Hari Sumpah Pemuda di Titik Nol Nusantara, pelajar asal Polandia itu difasilitasi Pemprov Kaltim untuk pergi ke sana, melihat lokasi calon ibu kota baru (new capital) Indonesia, sekaligus menghadiri peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-94.

Maria, panggilan akrabnya, saat ini sedang belajar di SMK TI Airlangga Samarinda. Wanita berambut keriting dan tinggi semampai itu  mengaku sangat terkesan dengan keberagaman Indonesia.

Di Titik Nol Nusantara, Maria Majewska bertemu dengan pemuda pemudi yang datang dari 34 provinsi di Indonesia. Mereka hadir dengan pakaian dan adat budaya yang berbeda, namun bersatu padu dalam semangat Sumpah Pemuda.

“Ini pengalaman yang hebat bagi saya. Di Polandia semua sama. Agama dan  budaya sama. I think will be great experience for  me, to see all this group, because it some new for me. Im really excited,” ucap Maria Majewska yang sempat melakukan foto bersama Gubernur Isran Noor dan Menpora Zainudin Amali di Titik Nol Nusantara, Jumat (28/10/2022).

Di Samarinda, Maria Majewska tinggal bersama keluarga muslim. Maria sendiri nonmuslim. Dia juga melihat di lingkungan sekolah terdapat beberapa agama lain. Dia mengaku salut karena toleransi hidup di Indonesia sangat luar biasa.

“Agama memang berbeda. Tapi nilai-nilai yang diajarkan sama,” kata Maria menggunakan bahasa Indonesia.

Maria akan kembali ke Polandia pada 9 November nanti, setelah genap belajar selama tiga bulan di Samarinda. Lantas kesan terbaik apa yang akan ia bawa ke Polandia dari Samarinda?

“Budaya salim (cium tangan).  Saya akan bawa budaya salim ke Polandia,” yakin Maria.

Menurutnya, budaya salim ini tidak ada di Polandia. Padahal, kata dia, salim adalah bentuk nyata sebuah respek kepada orang tua, guru, kakak, atau orang yang dianggap tua.

Maria sendiri setiap hari selalu mendapat salim dari anak-anak sang pemilik rumah yang masih kecil-kecil saat hendak berangkat ke sekolah.

“Awalnya saya kaget. Saya tidak tahu itu apa. Tapi lama-lama, saya jadi terbiasa. Ini semacam respek dan penghormatan kepada yang lebih tua. Saya suka, karena itu, budaya salim ini akan saya bawa ke Polandia.” tegasnya lagi.

Lalu soal makanan, apa saja yang disukai remaja cantik bertinggi 175 cm itu?

“I like bubur ayam and nasi goreng. Nasi  kuning juga. Kalau kue saya suka ilat sapi. We don’t have. Kalau buah saya suka rambutan. Itu tidak ada di Polandia,” ucap Maria seraya tersenyum.

Saat ditanya apakah  suatu saat dia tidak ingin kembali dan bekerja di Samarinda?

“Saya akan kembali ke Samarinda suatu hari nanti,”  jawab Maria.

Seperti pepatah lama, sekali minum air Mahakam,  suatu saat ia akan kembali.

“Good luck Maria,”  ucap Gubernur Isran Noor memotivasi Maria di Titik Nol Nusantara. (*)

Artikulli paraprakPWI Kutim Gelar Pameran Fofo Lingkungan dan Diskusi Publik
Artikulli tjetërDeklarasi Alumni SMPN 1

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini