Beranda Nasional The 47th World Bridge Team Championship 2025 Tanpa Indonesia

The 47th World Bridge Team Championship 2025 Tanpa Indonesia

149
0

Oleh : Bert Toar Polii

The 47th World Bridge Team Championship 2025 yang akan berlangsung di Herning Denmark pada tanggal 20-31 Agustus 2025 kali ini tanpa wakil dari Indonesia.

Ini merupakan catatan sejarah baru buat Indonesia karena sejak pandemic covid-19 Indonesia sudah tidak pernah mengikuti event ini.

Event ini merupakan event terbesar yang digelar oleh World Bridge Federation (WBF) karena mempertandingkan 4 nomor utama, yaitu :

1.           Bermuda Bowl untuk Open Team

2.           Venice Cup untuk Woman Team

3.           d’Orsi Cup untuk Senior Team

4.           Wuhan Cup untuk Mixed Team

Terakhir Indonesia berpartisipasi pada tahun 2019 di Wuhan, China. Pada saat itu Indonesia meloloskan 3 negara, yaitu Open, Senior dan Mixed Team.

Prestasi terbaik diraih tahun 2011 dimana negara putri Indonesia berhasil menjadi Runner-Up Venice Cup di Veldhoven, Belanda. Kemudian Tim Senior dua kali meraih runner-up tahun 2005 di Estoril Portugal disusul Sanghai, China 2007 dan medali perunggu di Sao Paolo Brazil.

Peraih medali perak di Veldhoven, Belanda : Lusje Olha Bojoh, Fera Damayanti, Suci Amita Dewi, Kristina Wahyu Murniati, Riantini, Julita Grace Tueje, Bert Toar Polii (NPC), Hasyim Arif (Pelatih).

Peraih medali perak di Estoril : Arwin Budirahardja, Henky Lasut, Eddy Manoppo, Denny Sacul, Munawar Sawiruddin, Amiruddin Yusuf.

Peraih medali perak di Sanghai, China : Henky Lasut, Anindra Lubis, Eddy Manoppo, Denny Sacul, Munawar Sawiruddin, Ferdinand Waluyan, Bert Toar Polii (NPC)

Peraih medali perunggu di Sao Paolo Brazil : Arianto Karna Djajanegara, Michael Bambang Hartono, Henky Lasut, Eddy Manoppo, Denny Sacul, Munawar Sawiruddin, Santje Panelewen (NPC).

Perjalanan untuk mengikuti event ini termasuk sangat sulit karena dari Zone VI Asia Pasifik hanya diwakili oleh 3 negara. Sehingga untuk bisa lolos Indonesia harus bersaing dengan Negara-negara kuat seperti China, Chinesse Taipei, China Hongkong dan Jepang ditambah kuda hitam Korea dan Singapura.

Bagaimana caranya untuk bisa ikut event yang digelar dua tahun sekali ini?

WBF membagi dunia ini dalam 8 zone, seperti dibawah ini :

• Zona 1 –  Eropa  mendapat kuota 8 negara

• Zona 2 –  Amerika Utara mendapat kuota 3 negara

• Zona 3 – Amerika Selatan mendapat kuota 2 negara

• Zona 4 –  Asia dan Timur Tengah mendapat kuota 2 negara

• Zona 5 –  Amerika Tengah dan Karibia mendapat kuota 1 negara

• Zona 6 –  Asia Pasifik mendapat kuota 3 negara

• Zona 7 –  Pasifik Selatan mendapat kuota 2 negara

• Zona 8 – Afrika mendapat kuota 2 negara

Ditambah tuan rumah maka seluruh peserta event ini berjumlah 24 negara. Jadi tidak mudah untuk ikut event ini.

Jika ada Zona yang tidak memenuhi kuotanya, tempat pertama akan ditawarkan ke Zona 1, tempat kedua ke Zona 6, dan seterusnya ke Zona 1. Setiap anggota NBO yang berpartisipasi harus bermain melawan semua anggota NBO lainnya yang berpartisipasi. Masuk dan penolakan bermain selanjutnya akan mengakibatkan diskualifikasi.

Perkembangan zone vi yang sangat pesat terutama China membuat WBF memberi jatah kuota tambahan jika ada zone yang tidak mengirimkan wakilnya.

Ini sudah terjadi untuk yang ketiga kalinya dimana kebetulan Indonesia yang ditunjuk sebagai penggantinya. Sayang sekali pada 3 event terakhir, yaitu Salsomaggiore, Moroko dan terakhir Denmark tawaran ini karena berhalangan.

Di Salsomaggiore, Italia  tahun 2022 Indonesia meloloskan Tim Putri dan Mixed dan Senior mendapat tawaran.

Tahun 2023 di Marrakesh Indonesia tidak meloloskan tim tapi senior mendapat tawaran.

Terakhir tahun 2025 di Herning Denmark Indonesia meloloskan tim putri dan senior mendapat tawaran.

Semoga kedepan kondisi ini tidak terjadi lagi. Karena sebelumnya sejak tahun 2001 di Paris sampai tahun 2019 di Wuhan, China Indonesia tidak pernah absen. ***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini