Beranda Kutai Timur Dispar Luncurkan Tenun Rakat Jadi Kain Khas Kutim

Dispar Luncurkan Tenun Rakat Jadi Kain Khas Kutim

230
0

Satumejanews.id. SANGATTA – Momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-23 Kutim tahun 2022 ini, memberikan sejumlah inovasi dan kreasi. Salah satunya dari Dinas Periwisata (Dispar) Kutim yang meluncurkan tenun rakyat yang menjadi kain batik khas Kutim.

Peluncuran itu dilakukan Selasa (11/10/2022) malam, ketika dilakukan ramah tamah HUT ke-23, di ruang Meranti Kantor Bupati, kawasan Bukit Pelangi, Sangatta Utara, Kutai Timur (Kutim).

Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, menyampaikan peluncuran tenun rakat merupakan salah satu persembahan dari Dispar yang diharapkan menjadi produk layak di pangsa pasar lokal, nasional hingga internasional.

“Kebetulan tenun rakat ini, pengrajinnya adalah UMKM yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) namun berada di Kaliorang. Alhamdulillah tenun ini menjadi kekayaan khasanah pada batik Kutim,” tegas Ardiansyah.

Momen ini turut disaksikan Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman didampingi Ketua Deskranasda Kutim Siti Robiah, Ketua DPRD Joni dan beberapa Anggota DPRD Kutim, Wakil Ketua Dekranasda Kaltim Erni Makmur, Kepala Kejari Kutim Henriyadi, Dandim 0909/Kutim Heru Aprianto, Kapolres Kutim AKBP Anggoro Wicaksono. Tampak pula hadir Seskab Rizali Hadi, Asisten Pemkesra Poniso Suryo Renggono, Asisten Perekobang Zubair, kepala-kepala OPD, para Camat, stakeholder dan undangan lainnya.

Ardiansyah menyanjung motif tenun rakat yang bercorak rakat dari inspiratornya Awang Faroek. Tak lupa, Ardiansyah pun mengapresiasi Dispar yang terus berkreasi memunculkan produk-produk lokal yang berkualitas untuk bangsa. Produk itu berasal dari para UMKM Kutim, secara langsung membantu perekonomian dan memacu mereka agar terus berkembang secara bertahap.

“Mudah-mudahan ini menjadi kesempatan terbaik bagi penenun, terutama tenun rakat. Agar bisa lebih  berkreasi lagi,” tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Dispar Kutim Nurullah mengatakan tenun rakat berawal dari ide mantan Bupati Kutim pertama yaitu Awang Faruq Ishak. Untuk memberdayakan komunitas ekonomi kreatif di bidang tenun tepatnya daerah Kaliorang.

“Beliau (Awang Faroek Ishak) membuat konsep motif yang dikembangkan Dispar yakni motif bersambung atau menyatu disebut rakat,” urainya.

Rakat berasal dari bahasa Kutai artinya kerja sama. Untuk itu, Kutim ini terdiri dari berbagai suku di seluruh Indonesia. Dengan itu diharapkan bisa berperan aktif bersama membangun Kutim sesuai tema HUT Kutim “Magic Land Sejahtera Untuk Semua Etam Semangat Membangun Benua”. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini