Satumejanews.id SANGATTA – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) telah menginjak usia ke-25 tahun pada tahun ini, sejak dimekarkan dari Kabupaten Kutai pada 1999. Pembangunan yang pesat dan harapan dari masyarakat semakin mengiringi perjalanan daerah yang dijuluki “Tuah Bumi Untung Benua” ini.
Salah satu yang merasakan dampak pesatnya pembangunan adalah Camat Kecamatan Kaubun, Saprani. Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak Kutim masih bagian dari Kabupaten Kutai, Saprani mengaku sangat merasakan perubahan signifikan dalam pembangunan, terutama dalam tiga tahun terakhir. Menurutnya, perkembangan tersebut sangat terasa dalam berbagai sektor. Seperti infrastruktur, sumber daya manusia, dan kesejahteraan masyarakat.
“Sejak saya menjadi PNS, saya sangat merasakan pesatnya pembangunan di Kutim. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini, perubahan terasa sangat signifikan,” ujar Saprani.
Saprani juga menekankan pentingnya kesejahteraan yang tidak hanya dirasakan di pusat kota, tetapi juga di pelosok desa. Dalam dua tahun terakhir, alokasi Dana Desa (DD) yang cukup besar telah diterima desa-desa di Kutim, memberikan dampak positif bagi pembangunan di tingkat desa.
“Alhamdulillah, anggaran pendapatan Kutim cukup besar, dan dana yang disalurkan tepat sasaran,” tambahnya.
Namun, meskipun pembangunan pesat, Saprani juga menyampaikan harapannya bagi Kecamatan Kaubun agar bisa sejajar dengan kecamatan-kecamatan lain di ibu kota kabupaten. Kaubun yang terletak di jalur poros provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menuju Berau, kini sudah merasakan peningkatan infrastruktur. Salah satunya adalah pembangunan jalan poros yang kini sudah dalam tahap rigid beton, dengan pembangunan jembatan penghubung antara Kutim dan Berau yang sedang dalam proses penyelesaian.
“Saya berharap Kecamatan Kaubun bisa menyamai kecamatan-kecamatan lain di ibu kota kabupaten. Kami sudah melihat peningkatan infrastruktur, terutama jalan poros yang kini sudah rigid beton,” katanya.
Selain itu, Saprani juga berharap agar masyarakat Kaubun dapat memanfaatkan potensi ekonomi yang muncul akibat jalur lintas antar kabupaten dan provinsi yang melalui daerah tersebut. Sebagai jalur yang menghubungkan Kutim dan Berau, Saprani berharap Kaubun bisa menjadi pusat perekonomian yang berkembang pesat.
“Warga Kaubun harus pandai memanfaatkan kondisi ini sebagai potensi ekonomi. Jalur Kaubun pasti akan ramai, karena banyak masyarakat dari Berau yang melintas untuk menuju Kutim atau Samarinda. Ini kesempatan besar untuk meningkatkan perekonomian warga Kaubun,” tutupnya.
Semoga dengan pesatnya pembangunan dan pemanfaatan potensi daerah, khususnya Kecamatan Kaubun, dapat terus berkembang menuju masa depan yang lebih sejahtera.(*/smn4)