
Satumejanews.id. SANGATTA- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kutai Timur (DPRD Kutim) mengapresisasi pemerintah, yang sudah merancang skema perekrutan pegawai, tetap memprioritaskan tenaga honorer yang sudah lama mengabdi untuk ikut seleksi menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
“Saya lihat prosesnya sudah bagus, namun masalah baru muncul. Saya banyak mendapatkan curhatan dari para tenaga pendidik atau guru yang banyak ikut seleksi PPPK,” ujar anggota DPRD Kutim, Yan.
Permasalahan yang dimaksud Ketua Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kutim ini, lantaran masih banyak ditemukan sekolah, khusunya di pedalaman yang belum membuka lowongan tenaga guru.
Karena paa guru ingin merubah nasib dan ingin meningkatkan kesejahteraannya, kemudian mendaftar di sekolah lain yang membuka lowongan PPPK, meski jaraknya cukup jauh.
“Nah, setelah diterima mereka mengeluhkan jarak yang cukup jauh, antara rumah dengan tempat tugas yang baru. Bahkan kadang ada yang harus menunggu sampai akhir pekan untuk sekedar bertemu dengan keluarganya,” imbuh Yan.
Dan yang lebih menggagetkan lagi, ada guru yang sudah diterima menjadi PPPK, justru ingin mengundurkan diri dan memilih untuk kembali menjadi tenaga honorer. Alasannya, jarak rumah dengan sekolah yang cukup jauh, selain jarang bertemu bersama keluarga. “Yah, saya bilang tidak bisa. Harusnya mereka bisa memahami aturan mainya, sebelum memutuskan untuk mengikuti seleksi PPPK. Saya harap, teman-teman guru lain yang sudah atau yang ingin menjadi PPPK dipahami betul aturannya,” pinta Yan. (adv)