Kadis Kominfo Kaltim, Muhammad Faisal (kiri), bersama Sekretaris Forum Pemred sekaligus Ketua Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Kaltim, Tri Wahyuni (kanan).
Satumejanews.id. SAMARINDA – Banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di daerah ini, menjadi pehatian serius bagi Forum Pimpinan Redaksi (Pimpred) Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dan Forum Jurnal Perempuan Indonesia (FJPI) Kaltim. Kedua lembaga tersebut memiliki kepedulian serius dan perhatian bersama terhadap pemeritaan perumpuan dan ramah anak.
Hal itu ditegaskan Ketua FJPI Kaltim Tri Wahyuni yang juga Sekretaris Forum Pimrid SMSI Kaltim, menanggapi pernyataan Kepala Dinas Kominfo Kaltim Muhammad Faisal terkait hal tersebut. “Sejak pembentukan Forum Pimred SMSI pekan lalu, kami sudah membahas hal ini,” ujar Yuni, panggilan akrab wanita berhijab ini.
Sebagai tindak lanjut, ujar Pimred Busam ini, Forum Pemred Kaltim menyiapkan program khusus melatih redaktur dan pemimpin redaksi agar lebih peka dalam memberitakan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Program ini berlandaskan pedoman pemberitaan ramah anak dan perempuan yang telah dikeluarkan Dewan Pers maupun lembaga terkait.
“Media punya peran besar membentuk empati publik. Informasi boleh disampaikan, tapi korban tetap harus dilindungi,” tegas Yuni, Jumat (26/9/2025).
Menurutnya, pelatihan ini juga akan melibatkan Diskominfo Kaltim dan Dinas Pemberdayaan Perempuan serta Perlindungan Anak (DP3A) untuk memperkuat kolaborasi perlindungan di tingkat daerah.
Yuni menambahkan, media tetap memiliki tanggung jawab menyampaikan informasi ke publik tanpa mengorbankan martabat korban. “Ini yang harus kita jaga bersama melalui kolaborasi lintas lembaga dan komunitas pers,” ujarnya.
Menurutnya, peningkatan kapasitas wartawan di bidang pemberitaan yang ramah anak, ramah perempuan, dan ramah korban kekerasan seksual memang sudah menjadi bagian dari agenda Forum Pemred. Jadi komitmen ini sejalan dengan yang disampaikan Pak Kadis Kominfo,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Muhammad Faisal, menegaskan pentingnya etika dalam pemberitaan kasus kekerasan. Ia mengingatkan, pemberitaan yang salah justru bisa memperburuk kondisi psikologis korban.
“Ketika identitas korban tersirat dalam berita, kita sebenarnya sedang menambah beban mereka. Anak-anak yang seharusnya dipulihkan malah mendapat tekanan baru,” ujar Faisal di Samarinda. (*/sm)