Satumejanews.id. SAMARINDA – Sering mendengar saat ambulance membawa pasien ada istilah kode pasien. Mulai kode hijau, kuning, merah atau hitam. Masih banyak masyarakat relawan ambulance apalagi masyarakat awam yang belum memahami soal pengkodean ini.
Penanggapi pertanyaan ini Dedi Setiawan, staf bidang relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Samarinda menjelaskan, ini merupakan kode triage (pemilihan korban) berdasarkan tingkat keparahan pasien/korban.
“Dalam pertolongan banyak semisal korban bencana. Maka kode pemilihannya diberi label hijau, kuning, merah dan hitam,” ucap Deddy yang sedang berada di kantor PMI jalan Palang Merah kepada media ini melalui WhatsApp, Senin 6 Maret 2023.
Dijelaskannya bahwa kode/label hijau untuk korban yang masih bisa berjalan. Kode/label kuning untuk korban yang mengalami cidera cukup parah, namun masih bisa ditunda pertolongannya.
Sedangkan kode/label merah untuk korban yang mengalami cidera yang bisa menyebabkan kematian dan memerlukan penanganan segera. Ini merupakan prioritas pertama. Dan kode/label hitam merupakan kode yang diberikan untuk korban yang dinyatakan Meninggal Dunia (MD).
“Ketika memberikan pertolongan korban, yang punya kewenangan menentukan bahwa korban ini diberi kode hijau, kuning, atau merah adalah tim medis,” jelas Dedi yang sering turun membawa ambulance saat melakukan evakuasi laka di wilayah kerjanya.
Dijelaskan Dedi, dalam satu tim triage ditetapkan satu orang yang akan melakukan penilaian korban untuk menentukan label. “Tim medis di pos kesehatan, kalau di TKP bisa saja tim first aid yang menentukan pelabelan,” ujarnya.
Namun label itu bisa saja diubah apabila korban sudah sampai di pos kesehatan. Sedangkan tindakan yang dilakukan di pos kesehatan melihat kondisi masing-masing korban. Bisa korban berlebel merah jadi kuning atau sebaliknya.(sm8)
