Catatan Rizal Effendi
SAYA tidak bermaksud membuat framing jelek kepada Ibu Kota Nusantara (IKN). Tapi saya kaget juga membaca beberapa media yang menyebutkan pohon pule atau pulai yang ditanam di lokasi IKN, disebut juga sebagai “pohon iblis.”
Misalnya saya kutip dari pemberitaan OKE finance. Di situ disebutkan nama lain pohon pule adalah pohon iblis. “Pasalnya, bagian-bagian dari pohon ini dinilai membahayakan manusia maupun hewan,”sebut media tersebut.
Saya kutip dari detik bali juga begitu. Media online ini menyebutkan pohon pule dikenal dengan beragam nama di berbagai negara, seperti white cheseewood, blackboard tree, sapta parna hingga pohon iblis (devil tree). Disebut pohon iblis karena bagian-bagian dari pohon ini dinilai membahayakan manusia maupun hewan. Padahal pohon pule juga memiliki segudang manfaat, utamanya untuk kesehatan.
Pohon pule sering dianggap sebagai pohon keramat yang dihuni roh-roh halus. Bahkan dihuni oleh Raja Jin. Biasanya di bagian tengah dari pohon ini digunakan untuk menyimpan mustikanya. Sedang dalam dunia metafisika, kayu pule dianggap mempunyai daya potensi superna tural yang berguna menolak energy negative dalam rumah atau pekarangan. Karena itu bias digunakan untuk mengobati kesurupan.

Menurut media tadi, sejumlah pohon pule akan menghijaui halaman Istana Negara di IKN. Kabarnya sudah 28 batang pohon pule yang besar-besar dikirim keSepaku, Penajam Paser Utara (PPU), tempat lokasi IKN. Bisa jadi sudah datang dan ditanam. Terdiri 15 batang dari Sumbawa, 2 batang dari Dompu dan 11 batang dari Bima.
Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air Otorita IKN, Pungky Widiaryanto menjelaskan ada beberapa alasan mengapa pihaknya memilih pohon pule untuk ditanam di kawasan IKN terutama di halaman Istana Garuda.
Di antaranya, pohon pule mampu berfungsi sebagai penyerap air. Juga memiliki tajuk yang lebat sehingga bisa memperindah dan menciptakan lingkungan yang asri. “Pohon ini juga bias ditranslokasi dalam bentuk pohon yang besar keberbagai tempat karena mudah beradaptasi,” kata Pungky seperti diberitakan KOMPAS.com.
Selain di Istana, pohon pule juga akan ditanam di area perkotaan IKN seperti di tepi jalan. Selain itu, akan ditanam juga untuk kawasan hutan atau semacam arboretum, koleksi botani.
Yang menarik, berbagai media menyebutkan pohon pule yang besar harganya sangat mahal. Menurut Kepala Karantina Pertanian Sumbawa Ida Bagus Putu Raka Ariana, pohon pule yang ditanam di Istana IKN, harganya sekitar Rp 450 juta per pohon. Hampir setara dengan 1 unit mobil Fortuner. Bayangkan.

Itu belumapa-apa. Kata Ariana, ada pohon pule yang dijual hingga Rp 1,2 milyar. “Bisa mahal karena untuk mencabutnya butuh alat berat dan tenaga besar. Belum lagi biaya kirim dan tenaga,” jelasnya.
Pohon pule dalam istilah ilmiah disebut Alstoniascholaris. Banyak tumbuh di kawasan dataran China, India, Asia Tenggara hingga Australia. Sebenarnya pohon pule juga ditemukan di Kalimantan dengan nama local pulantan. Ketinggian pohon ini bias mencapai 30 sampai 50 meter dengan diameter hingga 80sampai 100 sentimeter.
Pohon pule memiliki batang kayu yang sangat keras, sehingga banyak digunakan untuk kebutuhan industri, seperti pembuatan alat tulis karena pohonnya mudah tumbuh dan dibudidayakan.
Kalau di Indonesia khususnya di Kalimantan, kayu pohon ini digunakan untuk membuat beragam perkakas rumahtangga dan sebagai bahan baku berbagai jenis kerajinan yang bernilai ekonomis. Ada yang dibuat menjadi Topeng Panji, Topeng Bantengan, Topeng Barongan, dan topeng kesenian lainnya yang berhubungan dengan makhluk halus.
Buahpohon pule banyak dan menarik perhatian. Hijau dan berjuntai seperti mangga atau apel hijau. Kalau sudah matang warnanya menjadi cokelat. Sayangnya tidak bias dimakan, jadi sering jatuh berhamburan di bawah pohonnya tanpa ada yang mengambilnya.

Bunga pohon pule agak unik, karena memiliki warna berbeda-beda. Bisa putih, krem-kehijauan sedikit putih, kuning atauk rem. Namun yang jelas, aromanya sangat kuat sehingga harum sekali.
Khusus di Kalsel, pulantan juga nama sebuah desa di wilayah Kecamatan Awayan, Kabupaten Balangan. Tidak jelas kenapa disebut Desa Pulantan. Bisajadi di daerah itu banyak ditemui pohon tersebut.
Ada juga di Sleman, Yogyakarta, desa wisata bernama Pule wulung. Konon nama desa itu bermula dari sebuah pohon pule yang besar tumbuh di sana. Sayang pohon besar itu sudah punah. Setiap ada anggota keluarga yang sakit, kulit dan pohonnya disayat. Lama kelamaan pohon tersebut mati dan sampai akar-akarnya pun habis tak tersisa.
Yang ini lain lagi. Putra pelawak Mastur bernama Ahmad Pule, Rabu (25/10) lalu resmi menikah dengan gadis cantik bernama Yosi di Jakarta. Nama sesungguhnya Ahmad Syaiful, entah kenapa belakangan lebih dikenal dengan nama Ahmad Pule. Apa Mastur menanam pohon pule?
BERAGAM SENYAWA
Pohon pule mengandung beragam senyawa yang secara keseluruhan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Bayangkan, dari bagian daun hingga batang kayunya semuanya member manfaat.

Kulit pada batang pohon pule yang pahit mengandung alkaloid dan digunakan sebagai pengganti kina untuk mengobati malaria.
Tak hanya itu. Pohon pule juga digunakan secara tradisional sebagai zat untuk mengatasi masalah usus, seperti sakit perut, diare kronis, disentri lanjut, mengobati sakit gigi dan menetralisir racun akibat gigitan ular.
Menurut laman Health Benefits Times, ada beberapa manfaat pohon pule. Di antaranya mengobati demam, mencegah obesitas dan menurunkan kolesterol, mengatasi ketombe dan kutu rambut, mengobati bisul dan luka di kulit, mengatasi diare serta mampu mengobati kanker.
Sebuah penelitian yang diterbitkan International Journal of Current Pharmaceutical Research menyebutkan, ekstrak akar dan kulit pohon pule adalah anti mikroba yang lebih efektif dari pada ekstrak batang, buah, bunga dan daun tanaman ini.
Saya cermati dengan saksama ternyata pohon pule ada tumbuh di samping rumah saya di Balikpapan Regency. Juga banyak di kompleksperumahan Balikpapan Baru. Wah,kalau dibeli kontraktor Otorita IKN, lumayan juga hasilnya. Bisa juga untuk menambah biaya kampanye. He…he.(*)