Firstian Fushada, ketika naik panggung untuk menerima medali emas pada kejuaraan Rubik Internasional di Australia. (ist)
Satumejanews.ida. MEDAN – Bermain rubik sepertinya belum familiar di Indonesia, meski sudah dipertandingan beberapa kali di negeri ini. Namun di luar negeri, penggemar permainan ketangkasan bermain dadu tersebut luar biasa.
Namun bagi Firstian Fushada, permainan rubik merupakan hobi dan keren. Bahkan dia sudah beberapa mengikuti kejuaraan rubik, tingkat nasional. Pemuda asal Medan, Sumatera Utara ini, bahkan pernah memegang rekor MURI (Museum Rekor Indonesia).
Tak hanya berhasil menjuarai berbagai kompetisi tingkat nasional, pemuda berusia 20 tahun ini juga mengharumkan nama bangsa dan menjuarai berbagai kejuaraan berlevel dunia
Firstian mencatat prestasi membanggakan, sebab ia merupakan juara dunia kompetisi rubik yang meraih gelar juara dunianya di Melbourne, Australia, pada tahun 2019.

Dalam event dunia yang diadakan asosiasi rubik dunia World Cube Association (WCA) ini, Firstian menjuarai dan meraih medali emas nomor pertandingan 3x3x3 Fewest Moves.
Kepada media ini, Firstian yang memiliki postur tubuh jangkung ini menceritakan, ketika mengikuti kejuaraan dunia rubik sangat menarik dan seru. Sebab, pesertanya mencapai ribuan orang dari 52 negara di dunia.
“Saya bangga bisa menjadi juara dan mengalahkan peserta lain dari luar Indonesia. Ini menjadi kebanggan tersendiri bagi saya dan keluarga,” katanya.
Tidak sedikit kompetisi rubik internasional yang diikutinya di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Australia dan Prancis.
Sebelumnya, ia juga mengikuti persaingan kejuaraan dunia di Paris, serta mampu meraih gelar runner-up dan meraih perak nomor tanding Square-1 pada tahun 2017.
Keberhasilan meraih medali perak di Paris makin meningkatkan motivasi, sehingga Firstian kemudian menjadi juara dunia dua tahun kemudian di Australia.

Dalam berbagai kejuaraan yang diikuti sejak tahun 2015, saat ia masih berusia 13 tahun, Firstian Fushada telah merebut total 299 medali, terdiri dari 155 medali emas, 91 perak, 53 perunggu.
Dalam level nasional, acungan jempol harus diberikan Firstian, sebab speed cuber asal Medan, yang saat ini masih berstatus mahasiswa bidang desain di sebuah universitas di Singapura, adalah pemegang 18 rekor nasional di Indonesia.
Firstian pun menyandang gelar juara nasional mulai 2017, 2019, dan 2022. Sedangkan untuk peringkat WCA, ia menempati rangking 3 dunia dan 1 Asia dan Nasional.
Sedangkan prestasi terbaru yang diukirnya pada level nasional adalah menjuarai Indonesia Championship 2022 di Jakarta pada tanggal 17-19 Desember 2022 lalu.
Dalam kejuaraan nasional di Indonesia Championship 2022 yang diikuti sekitar 200 peserta, Firstian menjadi juara umum dengan meraih 9 medali emas, 4 perak, 2 perunggu. Dalam kesempatan ini, ia juga memecahkan 4 rekor nasional dan tercatat di rekor MURI .
Prestasi terbaru yang diukirnya pada level Internasional menjadi juara umum dengan meraih 4 medali emas, 2 perak dan 4 perunggu dalam kejuaraan rubik NTU Welcome 2023 di Singapura pada tanggal 31 Desember 2022 – 01 Januari 2023 yang diikuti 200 peserta dari berbagai belahan dunia.
Firstian yang juga menyandang rekor rubik Asia dalam tahun 2017, 2018 (2 kali), 2019, mengungkapkan obsesinya untuk memecahkan rekor dunia rubik. “Setelah menjadi juara dunia obsesi saya adalah memecahkan rekor dunia rubik,” ungkapnya.

Putra dari pasangan Edy Lion dengan Feranita Willim, dalam kesempatan itu mengungkapkan ia menekuni rubik, saat diperkenalkan sepupunya, saat ia masih berusia 10 tahun. Ternyata rubik yang menuntut konsentrasi tinggi, menarik minatnya. Ia kemudian memperdalam kemampuan, sehingga ia kini memiliki konsentrasi tinggi, bahkan mampu bermain dengan kondisi mata tertutup (blind folded), yang ikut dipertandingkan dalam berbagai kejuaraan.
“Rubik bagus bagi pelajar untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi, dalam belajar,” ujar Firstian. “Saya juga sangat terbantu, dalam proses belajar dan meraih nilai memuaskan dalam perkuliahan, rata-rata bisa nilai A” ungkap Firstian yang sudah tahun ketiga kuliah di Nafa Nanyang Academy of Fine Art, Singapura.
Oleh karena itu, ia berharap prestasinya yang telah mengharumkan nama bangsa, bisa menggugah banyak pihak termasuk Pemerintah, sehingga rubik makin berkembang di Indonesia. “Saya berharap Pemerintah memberikan perhatian, sehingga rubik makin digemari anak muda dan bisa masuk ke sekolah,” ucapnya.
Disebutkan di Singapura, rubik berkembang pesat, sebab pelajar dan orang tua, sudah tahu, rubik bukan hanya bisa dipertandingkan dalam sebuah kompetisi, tetapi manfaatnya yang besar dalam meningkatkan kemampuan belajar di sekolah.
Dia berharap, di Indonesia ada sebuah wadah atau organisasi terkait permainan rubik ini. Sehingga suatu saat nanti Indonesia juga bisa berbicara di tingkat internasional atas nama organisasi atau bangsa Indonesia.(*/sm1)