
Satumejanews.id. SANGATTA – Guna mengejar ketertinggalan pembangunan menuju tahun 2030, sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Kutim mengalokasi anggaran cukup besar untuk sektor infrastruktur.
“Jadi ada sekitar Rp 1,364 trilyun yang disepakati untuk pembangunan infrastruktur. Tujuannya mengejar ketertinggalan agar mencapai target RPJP. Anggaran itu disepakati melalui skema multi years atau tahun jamak,” kata anggota DPRD Kutim Faizal Rachman.
Pemkab dan DPRD Kutim, menurut anggota Komisi B DPRD Kutim Bidang Perekonomian dan Keuangan itu, tahun 2023 ini menyepakati untuk mengalokasiakan anggaran bidang infrastrutur secara masiv. Termasuk menggunakan skema tahun jamak (multi years) guna mendukung percepatan program pembangunan, agar bisa mencapai target yang sudah direncanakan beberapa tahun silam.
Seperti diketahui, Kutai Timur (Kutim) yang dicanangkan menjadi daerah yang mandiri di bidang agribisnis tahun 2030, diharapkan bisa tercapai. Program tersebut dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang telah disepakati sejak kabupaten ini berdiri.
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah mampu Kutim mencapai targaet sesuai RPJP tersebut. Menurut anggota DPRD Kutim Faizak Rachman, diperlukan kerja keras dan kerja bareng antara Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) dan DPRD. Kedua lembaga ini harus saling bersinergi untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
“Apakah itu bisa tercapai dengan sisa waktu yang ada? Ini menjadi tantangan bersama antara Pemkab dan DPRD Kutim untuk terus mengawal,” ujar anggota Fraksi PDI Perjuangan ini.
Sebelumnya, pada kesempatan berbeda, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengatakan, sekarang daerah ini tengah memasuki tahun ke lima (5) atau tahun terakhir dari 25 tahun RPJP.
Menurutnya, sudah saatnya Pemkab Kutim mengimplementasikan RPJP tersebut. Agrobisnis dan Agroindustri menjadi desain global yang diterapkan dalam RPJP dan diharapkan mampu mengembangkan pembangunan pertanian, termasuk bisa menjadi tolak ukur pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Kita terus mendorong agar kita (Kutim) terus fokus dari rencana awal Kabupaten ini berdiri, yakni menjadi Agrobisnis dan Agroindustri,” kata Ardiansyah. (adv/sm3)