Beranda Kutai Timur Tiga Kendala Utama Sering Dialami Perumda TTB dalam Memberikan Pelayanan Air Bersih...

Tiga Kendala Utama Sering Dialami Perumda TTB dalam Memberikan Pelayanan Air Bersih ke Warga

2032
0

Satumejanews. SANGATTA – Meski sudah berusaha maksimal dalam memberikan pelayanan penyediaan air bersih, Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Tuah Benua Kutai Timur (Perumda TTB Kutim) tetap masih mengalami berbagai kendala. Setidaknya, ada tiga hal yang sering dialami selama ini.

Kendati menghadapi kendala seperti itu, bukan berarti pasrahatau menyerah. Justru membuat karyawan Perumda TTB berusaha maksimal meminimalisirnya dengan baik. Tujuannya mmberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, terhadap kebutuhan air bersih.

“Kami tidak haru patah arang menghadapi kendala. Banyak upaya-upaya dan solusi yang dijalankan agar tercipta pelayanan prima,” kata Direktur Teknik Perumda TTB Kutim Galuh Boyo Munanto kepada awak media.

Pihaknya selalu berkomitmen selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu dan 30 hari sebulan, selalu beroperasi untuk mengalirkan air bersih ke seluruh warga Sangatta Utara dan Sangatta Selatan khusus di wilayah perkotaan. Kecuali, kondisi tertentu seperti banjir yang menimpa Kota Sangatta, selama sepekan waktu itu.

“Kendala pertama, persoalan air baku. Saat ini Perumda TTB sumber air bakunya dari sungai, namun air di sungai itu tak bisa selalu konstan kekeruhan airnya. Jadi kami pernah mendapati tingkat kekeruhan hingga 2000 NTU (Nephelometric Turbidity Unit), bahkan tahun ini saja sempat 1800 NTU,” bebernya saat ditemui insan pers dalam kegiatan media gathering di IPA Kabo Perumda TTB Kutim, Jalan Papa Charli, Desa Swarga Bara, Sangatta Utara, Rabu (14/12/2022).

Dia menyebut, perubahaan air dipengaruhi berbagai macam faktor. Dia mengaku pihaknya tak bisa memprediksi secara tepat di setiap kejadian. Saat terjadinya tingkat kekeruhan hingga 2000 NTU yang berlangsung dua sampai dengan delapan jam. Kemudian secara bertahap turun dan kembali normal. Pastinya Perumda TTB Kutim di momen itu tetap beroperasi sesuai prosedur. Sebenarnya tingkat kekeruhan yang ideal agar mendukung proses produksi adalah sekitar 300 NTU, artinya layak didistribusikan ke warga.

“Kendala yang kedua adalah mekanikal elektrikal yang tak bisa dipungkiri. Alat-alat (produksi air bersih) kami (Perumda TTB Kutim) ini memang sudah cukup tua. Jadi sudah waktunya regenerasi. Jadi saat pemeliharaan harus diganti beberapa onderdilnya,” ujar Galuh dibenarkan Direktur Utama Perumda TTB Suparjan di lokasi tersebut.

Bahkan ada alat yang belum pernah diganti sejak beroperasinya Perumda TTB Kutim. Seperti pompa distribusi dan beberapa pompa intake. Jadi hanya diberikan pemeliharaan saja, namun kemampuan alat-alat tersebut tentu menurun akan tetapi masih bisa digunakan. Walaupun Perumda TTB Kutim belum mampu mengganti pompa secara keseluruhan, tetapi secara bertahap pembenahan terus dilakukan. Diantaranya perawatan atau penggantian impeller pompa secara berkala, termasuk dosing pumpnya.

“Lalu, kendala yang ketiga adalah beberapa persoalan teknik yang kecil-kecil saja. Mulai listrik mati yang tidak diberitahukan PLN. Akibatnya alat-alat kami banyak yang konslet. Kami pun selalu antisipasi,” terangnya.

Namun menurut dia, itulah seni dan dinamika operasional Perumda TTB Kutim dalam hiruk pikuk memberikan pelayanan di bidang air bersih. Setiap hari, pihaknya harus berjibaku mencari solusi yang tepat untuk selalu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Apalagi air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang.(sm4)

Artikulli paraprak30 Warga Kaubun Dilatih Kelola Agrowisata
Artikulli tjetërSambut HUT GABSI ke-69, Ganesha Bridge Club Gelar HBN BBO Swiss Pair

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini