Beranda Kutai Timur Turunkan Angka Stunting, Kutim Gelar Pelatihan untuk TPK di 18 Kecamatan

Turunkan Angka Stunting, Kutim Gelar Pelatihan untuk TPK di 18 Kecamatan

19
0

Satumejanews.id. LONG MESANGAT – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) terus menggencarkan program percepatan penurunan stunting melalui berbagai inisiatif strategis. Salah satunya adalah pelatihan terpadu untuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang difokuskan di 18 kecamatan di wilayah Kutim.

Kepala DPPKB Kutim, Achmad Junaidi, menekankan pentingnya pelatihan TPK dilakukan langsung di kecamatan. Dia berharap, program ini mampu memperkuat peran TPK sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan angka stunting di daerah tersebut.

“Ke depan, pelatihan tidak lagi terpusat di kota seperti Sangatta, Samarinda, atau Balikpapan. Kami ingin memastikan pelatihan dilakukan di 18 kecamatan agar TPK lebih memahami tugas dan perannya,” jelasnya kepada Pro Kutim, Rabu (15/1/2025) didampingi Camat Long Mesangat Rapichin, Plt DPPKB Kutim BB Partomuan, Kabid Pengendalian Penduduk DPPKB Kutim Herliana, Ketua BAZNAS Kutim Masnip Sofwan, Teknikal Asisten Satgas TPPS Kutim Hendry Casanova dan rombongan dari perangkat daerah (PD) terkait.

Menurutnya, TPK memainkan peran kunci dalam mendata dan memverifikasi keluarga berisiko stunting melalui aplikasi elektronik.

Achmad Junaidi menambahkan bahwa data yang akurat dan mutakhir menjadi fondasi dalam menurunkan angka stunting.

“Jika data yang diinput tidak sesuai, maka itu akan menjadi data abadi yang tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. Oleh karena itu, pelatihan ini sangat penting,” ujarnya.

Program unggulan “Jemput Bola Stop Stunting” juga mendapat apresiasi dari Lembaga Administrasi Negara (LAN). LAN bahkan berencana mendampingi DPPKB dalam beberapa kegiatan mendatang, termasuk di Kecamatan Batu Ampar. “Mereka ingin melihat langsung bagaimana cara kami bekerja melalui jemput bola ini, termasuk jejaring kerja yang melibatkan camat dan OPD terkait,” ungkap Achmad.

LAN turut mendukung pengembangan pedoman teknis (juknis) yang menjadi dasar pelaksanaan program ini tanpa biaya tambahan dari DPPKB.

“Ini menunjukkan betapa besar kepedulian mereka terhadap keberhasilan program kami,” tambahnya.

Sejak Achmad menjabat sebagai Kepala DPPKB Kutim tujuh bulan lalu, angka stunting di Kutim mengalami penurunan signifikan. Dari 16,5 persen, angka stunting kini berada di 14 persen.

“Penurunan 2,5 persen ini merupakan hasil kerja keras dan sinergi seluruh elemen, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten,” jelasnya.

Ia optimistis angka stunting di Kutim dapat turun hingga 12 persen pada akhir 2025.

“Dengan metode jemput bola yang lebih terstruktur, ditambah kolaborasi yang kuat dengan desa, target ini bukanlah hal mustahil,” katanya.

Achmad juga menyoroti pentingnya peran pemerintah desa dalam mendukung program ini. Ia berharap setiap desa dapat mengalokasikan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk mendukung program penurunan stunting.

“Jika desa peduli, maka angka stunting akan semakin menurun secara signifikan,” ujarnya.

Menurut Achmad, sanitasi yang baik di sebagian besar wilayah Kutim juga membantu menekan risiko stunting.

“Kami berharap dengan sinergi yang kuat, target penurunan stunting hingga dua digit dapat tercapai tahun ini,” tegasnya.

DPPKB Kutim terus berkomitmen untuk mempercepat penurunan angka stunting, menjadikan Kutim sebagai salah satu daerah dengan tingkat keberhasilan tinggi dalam program kesehatan keluarga di Indonesia. (*/sm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini