Beranda Kominfo Kutai Kartanegara Harkitnas Dikukar Digelar di Halaman Kantor Bupati, Edi Damansyah Jadi Irup

Harkitnas Dikukar Digelar di Halaman Kantor Bupati, Edi Damansyah Jadi Irup

1067
0

Satumejanes.id. KUTAI KARTANEGARA – Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) tahun 2024 di Kutai Kartanegara (Kukar), dilaksanakan di halaman kantor Bupati, Tenggarong, Senin (20/5/2024).

Apel upacara itu dipimpin Bupati Kukar Edi Damansyah selaku inspektur upacara (Irup). Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Organisasi Perangkat daerah (OPD) lingkup Pemkab Kukar turut serta dalam kegiatan tersebut.

Di antaranya, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Sekkab Kukar Sunggono, Staf Ahli, para Asisten, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), diikuti barisan Aparatur Sipil Negara, TNI, POLRI, Satpol PP, Damkar Kukar.

Pada kesmepatan itu, Bupati Kukar Edi Damansyah membacakan sambutan tertulis Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkoinfo RI) Budi Arie Setiadi.

Dijelaskan, pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo, yang di masa itu telah menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Hari berdirinya Boedi Otomo inilah yang menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang dirayakan hari ini.

Menkominpo juga mencerita Sejarah Boedi Oetomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal. Seperti pentingnya pendidikan barat bagi rakyat Hindia Belanda serta penyebaran pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang priayi atau bukan. Dari sana timbul pula pemikiran tentang pentingnya memperluas keanggotaan yang mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda.

Embrio Indonesia lahir dari kemajuan modern dan pencerahan, dari kaum muda berpendidikan yang tidak kehilangan identitas ke-Indonesiaannya. Embrio Indonesia lahir dari keragaman pikiran para “kaum muda” sebagai “embrio bangsa”. Di tangan kaum muda terdidik inilah cita-cita kemerdekaan dan kebebasan dirumuskan dan diperjuangkan. Alam kemerdekaan hanya bisa dicapai jika manusia setara dan bebas. Manusia yang bebas dan setara hanya dimungkinkan jika manusia tersebut terpelajar dan berpendidikan.

“Dari merekalah semangat kebangkitan nasional lahir. Kebangkitan nasional adalah penanda lahirnya zaman baru. Pencetus cara berpikir baru. Semangat kebangkitan nasional merumuskan kemerdekaan sebagai wahana memperjuangkan kedaulatan dan kemuliaan manusia,” ujar Menkominfo.

Apa yang digagas Boedi Oetomo, Kartini dan para embrio bangsa, kemudian dirumuskan Bung Karno sebagai “jembatan emas” yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin di atas tanah sendiri. Bung Karno juga menekankan bahwa di ujung “jembatan emas” akan selalu ada kemungkinan yang dapat membawa Indonesia menuju kebaikan ataupun sebaliknya, yang dalam bahasa Bung Karno “bahagia bersama atau menangis bersama”. “Di sinilah Bung Karno mengingatkan kita pentingnya “momen” agar mengambil keputusan yang tepat dan cermat untuk membawa kita pada jalan yang mengarah kepada kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya. (adv/diskominfo)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini