Satumejanews.id. SANGATTA – Ketua DPRD Kutim Joni menyebutkan bahwa beberapa desa di Tepian Langsat belum teraliri PDAM. Desa ini perlu diprioritaskan, karena sudah termasuk daerah yang layak mendapatkan aliran air bersih yang dikelola perusahaan daerah air minum tersebut, terutama di Kawasan Km 102, Tepian Langsat.
“Ada beberapa desa di desa Kilometer 102 itu kemarin ada kita komunikasikan dengan pihak desa, cuma katanya masih menunggu anggaran dari pusat itu,” papar Joni saat ditemui awak media, Jumat (10/5/2024).
Menurutnya, desa tersebut bisa diprioritaskan, karena sudah termasuk layak mendapatkan aliran PDAM. Terlebih lagi, warga di sana rata-rata memiliki kebun sawit, sehingga bisa dikatakan termasuk golongan menengah atas.
“Cuma kalau PDAM itu belum bisa masuk karena masih jauh. Berbeda dengan Rantau Pulung, karena di Rantau Pulung sudah ada pusat pengolahan airnya, sehingga 9 desa itu sudah teraliri air bersih semua,” tambahnya.
Sebagai informasi, daerah Tepian Langsat belum ada, lantaran masih pusat pengolahan airnya masih tergbung di Bengalon. Bahkan belum benar-benar diaktifkan. Untuk menjangkau daerah tersebut cukup jauh hingga ratusan kilo. Hal ini perlu adanya pusat baru untuk mengalirkan ke desa yang lain.
Joni mengaku sebelumnya warga di sana telah meminta segera dibuatkan sumur bor. Namun, hanya sebagian yang dibuatkan dikarenakan daerahnya yang terlalu tinggi.
“Masyarakat ada juga yang minta sumur bor untuk mengatasi masalah air. Untuk saat ini jalan untuk mendapatkan air bersih hanya sumur bor itu. Tapi ada daerah-daerah tertentu yang tidak bisa dibikinkan sumur bor karena daerah yang terkesan tinggi,” tuturnya.
Joni juga telah mengusulkan ke kepala desa setempat agar dialihkan ke pusat kota karena terlalu tinggi.
“Jadi saya pernah usulkan ke kepala desa, agar dialihkan ke Bengalon kota. Yang pasti untuk masalah kebutuhan air bersih dari PDAM sudah terus diusahakan agar warga segera teraliri,” pungkasnya. (adv/smn4)
