Beranda Kutai Timur 300 Nelayan Kecil Terima Bantuan Mesin Kapal BBG dari Kementrian ESDM

300 Nelayan Kecil Terima Bantuan Mesin Kapal BBG dari Kementrian ESDM

1449
0

Satumejanews.id. SANGATTA – 300 nelayan kecil di Kutai Timur (Kutim), mendapatkan bantuan mesin konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Nakar Gas (BBG) dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kutim, sebagai upaya untuk meringankan ongkos melaut.

“Tahun ini ada 300 nelayan kecil yang mendapatkan bantuan hibah dari Dirjen Migas Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral serta Komisi VII DPR RI melalui DKP Kutim,” kata Wabup Kutim Kasmidi Bulang saat pembukaan sosialisasi dan penyerahan simbolis bantuan konversi BBM ke BBG yang dilaksanakan di BPU Kecamatan Sangatta Utara, Kamis (17/11/2022).

Wabup Kasmidi Bulang didampingi Kadis Kelautan dan Perikanan, menyerahkan mesn BBG kepala nelayan (wahyu/satumejanews.id)

Tidak lupa Wabup Kutim Kasmidi Bulang mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Dirjen Migas Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral serta Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ismail Thomas, yang telah memberikan bantuan kepada nelayan di Kabupaten Kutim.

“Bantuan ini merupakan bantuan yang kedua kalinya diterima nelayan Kutai Timur. Pertama pada tahun 2020 sebanyak 320 unit dan Alhamdulillah pada tahun ini sebanyak 300 unit untuk 300 nelayan,” ungkapnya.

Bantuan tersebut, menurut Kasmidi sangatlah membantu bagi nelayan. Karena menggunakan mesin yang berbahan bakar gas.  Sehingga nelayan dapat mengurangi biaya pengeluaran dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar minyak seperti pertalait atau solar.

Dia mengatakan dengan adanya program konversi BBM ke BBG ini diharapkan para nelayan bisa menghemat ongkos untuk melaut.

“Dengan bantuan tersebut diharapkan para nelayan dapat seterusnya memanfaatkan BBG ini, serta bersama-sama menjaga ketersedian LPG ukuran 3 Kg selalu tersedia dan tidak ada kelangkaan,” harap Kasmidi.

Kasmidi berharap tidak hanya para nelayan laut saja yang mendapatkan bantuan, namun juga nelayan-nelayan di daerah aliran sungai seperti di Kecamatan Muara Wahau, Kongbeng, Long Mesangat, Batua Ampar, Muara Bengkal dan Muara Ancalong.

“Nelayan kita bukan hanya yang di laut, seperti di Kecamatan Muara Bengkal tepatnya di Desa Senambah dan Mulupan disana banyak nelayan pengekspor ikan asin yang berbahan dasar dari ikan air tawar ,” jelasnya.

Sementara, Kepala DKP Kutim Suriansyah mengatakan telah merampungkan pendataan nelayan yang akan menerima paket konversi. Kegiatan ini merupakan program yang langsung dihibahkan ke penerimanya.

“Program konversi BBM ke BBG ini merupakan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 38 tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG 3 Kilogram untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan,” katanya.

Pemilihan LPG sebagai energi alternatif yang dapat digunakan oleh nelayan karena sudah dikenal di masyarakat, kinerja mesin penggerak yang menggunakan LPG relatif sama untuk motor berdaya rendah, serta ramah lingkungan.

“BBM ke BBG juga memberikan kemudahan akses energi dimana nelayan diberikan pilihan terhadap energi yang akan digunakan. Perekonomian nelayan terdampak karena dapat mengurangi biaya operasional sampai dengan 30 – 50 persen dibandingkan dengan penggunaan BBM,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia berharap agar program konversi BBG ini dapat disosialisasikan ke masyarakat luas. Mengingat selain lebih hemat daripada BBM, hasil pembakaran gas juga lebih bersih. (adv/sm4)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini