Satumejanews.id. SANGATTA – Muhammad Zainal, seorang petani asal Kecamatan Kaliorang yang selama ini menggeluti sektor pertanian, khususnya mengolah pupuk organik membuahkan hasil.
“Allhamdulilah, saya bermain di bidang ramah lingkungan, dengan mengelola pupuk organik padat, cair dan agensi hayati. Jadi semua yang ada di alam itu kita manfaatkan untuk membuat pupuk. Supaya mengantikan pupuk kimia yang saat ini selalu dipakai petani holtikoltura,” terang Zainal.
Berkat kegigihannya dalam mengelola pertanian dengan pupuk organik tersebut, Zainal memperoleh penghargaan dari Kenterian Pertanian Republik Indonesia. Alumni Sekola Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Kutim ini mengaku bangga, lantaran hasil yang dikelola selama ini mempeorleh perhatian pemerintah.
Muhammad Zainal menorehkan sejarah di kancah nasional. Ia meraih penghargaan dari Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) di kategori petani milenial inovatif, berkat karyanya mengelola pupuk organik.
Penghargaan diserahkan langsung Mentan Syahrul Yassin Limpo. Penyematan penghargaan dipusatkan di Aula Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) di Bogor, Kamis (15/12/2022).

“Ketika kuliah di STIPER, saya ambil jurusan Agroteknologi. Ini sejalan dengan tujuan saya yakni bertani. Alhamdulillah apa yang saya mimpikan dapat terwujud, mari kita bertani,” katanya.
Setelah lulus kuliah, dirinya tak berpikir terjun ke bidang lain. Tapi lebih memilih fokus merealisasikan pengetahuan yang didapat selama menimba ilmu di kampus, untuk diterapkan di lapangan.
Hal itu pun sejalan dengan program Distanak Kutim yang saat ini digalakkan yaitu mengembangkan pupuk-pupuk organik. Pupuk organik tersebut berasal dari limbah pertanian dan perternakan yang telah di fermentasi, juga sudah diuji lab. Terbukti pupuk organiknya memiliki kandungan tiga unsur hara makro, yaitu Nitrogen (N) Fosfor (P) dan Kalium (K) yang memenuhi syarat perkembangan untuk pertanian, khususnya tanaman holtikultura yakni sayur-sayuran.
Olahan pupuk ini juga sebagai solusi dalam pertanian holtikultura ditengah terbatasnya pupuk subsidi. Sehingga para petani sayuran masih dapat bergairah untuk menanam dan mengajak para kaum milenial agar bertani.
Zainal mengatakan intinya semua olahan pupuk yang ia buat telah memberi manfaat dan meningkatkan produktivitas pertanian. Petani-petani yang ada di Kaliorang sudah menggunakan produk pupuk ciptaannya. Bahkan saat ini, ia tengah melakukan pelatihan bagi para petani sekitar Kaliorang untuk mengembangkan produk inovasinya tersebut.
“Petani se-Kecamatan Kaliorang sudah pernah melakukan kegiatan (pelatihan membuat produk pupuk organik) itu. Jadi bisa memanfaatkan apa yang ada di alam dan dapat mengurangi biaya produksi,” ujar pria kelahiran desa Bumi Sejahtera Kecamatan Kaliorang, Kutim tersebut.
Ia menambahkan penghargaan yang telah diraih ini dipersembahkan untuk seluruh petani yang ada Kaltim, khususnya di Kutim. Dia berharap ke depan dapat terus memberikan inovasi dan karya lainnya untuk bangsa. (sm4)