Beranda Opini Quanzhou Kombinasikan Turnamen Bridge & Parawisata

Quanzhou Kombinasikan Turnamen Bridge & Parawisata

12
0

Oleh: Bert Toar Polii
Quanzhou mengkombinasikan turnamen bridge dan parawisata. Hal ini memang sudah menjadi trend beberapa tahun belakangan ini dan dikenal dengan istilah “sport tourism” Dua tim Indonesi yang terdiri dua club bridge terkemuka di Indonesia diundan untuk mengikuti Turnamen Bridge “Jalur Sutra Maritim” Quanzhou Pertama 2024 yang diadakan pada tanggal 18-21 April 2024 di Hotel Quanzhou, China.

Quanzhou sendiri terletak di pantai tenggara Tiongkok, salah satu kota sejarah dan budaya nasional pertama di Tiongkok.

Pada awal Dinasti Tang, Quanzhou merupakan pelabuhan penting bagi perdagangan luar negeri Tiongkok. Pada masa Dinasti Song dan Yuan, pelabuhan ini dikenal sebagai “pelabuhan terbesar di Timur”.

Quanzhou adalah kota awal Jalur Sutra Maritim kuno. Pada tahun 2021, “Quanzhou: Pusat Perdagangan Jalur Sutra Maritim Song dan Yuan Tiongkok” ditetapkan sebagai situs Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

Untuk merayakan peringatan 10 tahun inisiatif “Satu Sabuk Satu Jalan” yang diusulkan oleh Sekretaris Jenderal Xi Jinping, Turnamen Bridge Quanzhou diadakan dengan undangan terbatas yang pertama bertujuan untuk mempromosikan pertukaran budaya dan pariwisata serta kerja sama antara negara-negara dan kota-kota Jalur Sutra Maritim serta mempromosikan sejarah, budaya, dan keunikan Quanzhou. pesona sepanjang Jalur Sutra Maritim.

Turnamen Bridge “Jalur Sutra Maritim” di Quanzhou juga merupakan salah satu kegiatan pengembangan budaya dan pariwisata yang diselenggarakan di Provinsi Fujian tahun ini.

Sebanyak 64 tim diundang dalam turnamen ini, diantaranya 21 tim dari negara-negara sepanjang Jalur Sutra Maritim dan Taiwan, Hong Kong dan Macao, 1 tim Tiongkok perantauan dari Quanzhou, 20 tim perwakilan dari berbagai daerah di Provinsi Fujian, dan 22 tim perwakilan. tim dari berbagai daerah di China.

Untuk sepenuhnya mencerminkan tema pertukaran dalam Turnamen Undangan “Jalur Sutra Maritim”, kompetisi ini mengadopsi format yang unik. Pada tahap pertama, tim luar negeri akan bersaing dengan tim lokal Tiongkok, memberikan kesempatan untuk saling adu keterampilan.

Selain itu untuk mengapresiasi sepenuhnya sejarah dan warisan budaya Quanzhou, sebuah kota warisan dunia yang dikenal sebagai “Song dan Yuan Tiongkok, Jalur Sutra Maritim Quanzhou”, tur budaya satu hari ke situs warisan dunia Quanzhou diatur selama kompetisi. Jadi pada tanggal 20 April tidak ada kompetisi khusus untuk wisata.

Hotel tempat kita menginap dan bertanding adalah : HOTEL QUANZHOU.

Quanzhou Hotel dikenal sebagai Quanzhou Hotel, yang kaya akan warisan sejarah dan budaya serta pelayanan prima. Hotel ini dianugerahi hotel bintang lima pertama di Quanzhou pada tahun 2004. Terletak di kawasan bisnis inti Quanzhou, sebuah kota sejarah dan budaya terkenal di Tiongkok, hotel ini memiliki lokasi yang sangat baik, dan dekat dengan tempat belanja.

Suhu di Quanzhou sangat bersahabat, siang hari berkisar 24*C paling 29 *C sedangkan malam hari 18 sampai 23. Tanggal 20-22 diperkirakan ada hujan. Tanggal 17-19 suhunya sangat baik dan cerah.
Ada 4 restoran Indonesia di Quanzhou, yaitu : Pandan Indonesian, Lombok Indonesian, Sha Ba MalaiXiYa dan Xiang Lan Yi Ni bisa lihat disini : https://www.tripadvisor.co.id/Restaurants-g298555-c10690-Guangzhou_Guangdong.html


Di Quanzhou juga ada kampong Bali dan ini sedikit ulasannya :
Di kota Quanzhou sendiri, kampung Bali Nansan terlihat unik dengan candi bentar khas Bali lengkap dengan “pelinggih” atau tempat pemujaan umat Hindu di kiri kanan pintu gerbang masuk.

Suasana di sekitar kampung tersebut cukup asri dan sejuk mengingat berada di kaki bukit Qingyuan.
Tidak seperti kampung biasanya, kampung Bali Nansan itu berdiri megah beberapa blok apartemen dan dilengkapi dengan sistem keamanan “cluster” untuk rumah susun.

Kampung tersebut didirikan pemerintah Tiongkok yang diberikan khusus bagi warga keturunan Tionghoa di Bali yang memilih kembali ke China pada tahun 1960`an.

Sebagian besar warga yang menghuni kampung itu berasal dari Buleleng dan Tabanan serta beberapa lainnya dari Bali seperti Badung.

Selain itu ada Mesjid Qingjing yang wajib dikunjungi.
Karena poisisinya yang vital di jalur sutera, pada jaman dahulu banyak pedagang dari timur tengah dan Tiongkok barat yang mampir ke Quanzhou.

Kebanyakan dari mereka adalah muslim jadi di bangunlah masjid ini. Suasana masjid sangat tenang. Ukurannya pun tidak terlalu besar. Sebenarnya tidak terlalu spesial masjid ini tapi untuk penggemar sejarah mungkin bisa berkunjung untuk mengetahui kebudayaan berbeda di Quanzhou.

Artikulli paraprakKadispora Kaltim Lepas Atlit Porwanas PWI Kaltim Uji Tanding Ke PWI Kalsel
Artikulli tjetër“Ke Mana Saja Selama 5 Tahun?”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini