Beranda Nasional Tapak Baru Era Kejayaan Kaltim Untuk IKN

Tapak Baru Era Kejayaan Kaltim Untuk IKN

32259
0

Dalam catatan sejarah, wilayah Kaltim ini telah mengalami masa-masa keemasan karena sumberdaya alamnya yang melimpah. Tapak-tapak kejayaan itu dapat dirangkai mulai dari era minyak bumi, gas, kayu, emas, batubara, hingga kini dan masih berlangsung adalah kejayaan industri kelapa sawit. Rentetan kejayaan ini terus menjadi pundi-pundi sumbangan untuk NKRI tanpa ada gejolak sosial nan ekstrim yang mempermasalahkan kontribusi tersebut. Bahkan wilayah kota harapanku nan mekar ini terus berbenah diri dan tetap menerima kedatangan penduduk dari seluruh negeri untuk juga menanamkan harapannya.

Tulisan ini akan memberikan sebuah prespektif masa depan kepada pembaca, bahwa Kaltim akan terus tumbuh dan membuat tapak kejayaan baru. Tapak kejayaan ini akan mampu menjaga dan menopang Ibukota Negara Nusantara.

Tiga indikator penting yang menjadi landasan keyakinan penulis untuk berani menyatakan bahwa Kaltim mampu menjaga amanah negeri ini untuk sebuah ibukota negara. Wilayah ini telah menerima kepercayaan besar dengan memberikan hamparan teras rumahnya untuk NUSANTARA. Tiga indikator berikut ini akan mampu menopang ibukota baru tersebut. Pertama, sumberdaya alam yang masih sangat melimpah yang belum tersentuh dengan baik oleh teknologi dan pengetahuan. Kedua, kekuatan sumberdaya manusia yang terus menempa diri melalui pendidikan dan pengalaman pada tingkat lokal, nasional, dan internasional. Ketiga, ikatan persaudaraan yang kuat dari sesama anak Borneo. Ikatan persaudaran ini menjalar bukan hanya di sesama suku dan etnis yang lahir dan besar di Kalimantan, tetapi juga di negeri Jiran (Malaysia dan Brunei Darussalam).

Rentetan kejayaan wilayah Kaltim dan umumnya Kalimantan akan bergeser dari kemampuan hanya menyediakan komoditi alam yang hanya digali dan dijual ke arah budidaya dan industri pengolahan kemudian dijual sebagai komoditi bernilai ekonomi lebih. Perkembangan industri kelapa sawit tidak akan lagi berorientasi hanya produksi CPO juga akan mulai mengarahkan potensinya untuk menghasilkan listrik untuk konsumen lokal dan produk bioenergi yang akan menjadi komiditi baru dalam skema pembangunan agroindustri berkelanjutan.

LSM nasional dan internasional hanya mampu mencatat kondisi lingkungan pasca tambang yang dikatogorikannya sebagai kerusakan atau pencemaran namun tanpa ada solusi. Jadi terkesan LSM tersebut seperti penganut konservatif terhadap lingkungan dan bukan penganut ekologisme yang mendayagunakan sumberdaya alam dalam prinsip keberlanjutan. Bagi penulis yang telah menerima penghargaan Man and Biosphere 2003, umat manusia di suatu wilayah berhak mengelola sumberdaya alamnya dan mendapatkan manfaat ekonomi, tanpa melupakan manfaat sosial dan budaya serta lingkungan yang menjadi pilar pembangunan berkelanjutan.

Ke arah pendekatan bio ekonomi sirkular.

Penetapan wilayah Kaltim menjadi lokasi Ibukota Negara. Bukan hanya sebagai tantangan tetapi juga menjadi momentum bagi seluruh warna Borneo untuk mewujudkan era keemasan baru dengan menggunakan pendekatan pembangunan bioekonomi sirkular. Pendekatan ini mendayagunakan sumberdaya daya alam melalui penugasan SDM yang berkemampuan penguasaan teknologi, manajemen strategis dan teknis, serta mendapatkan peluang permodalan karena mengusung investasi hijau (green investment) untuk menghasilkan pangan, pakan, papan, bahan farmasi dan industri serta menjadi pemasok energi ramah lingkungan.

Pendekatan ini bukanlah sebuah mimpi namun telah menjalani proses panjang di negara maju, terutama dilaksanakan di negara-negara Eropa dan USA yang menyadari bahwa upaya kepedulian global memerlukan dukungan seluruh warga dunia. Mereka juga menyadari bahwa bumi kita hanya satu dan wajib kita jaga kelestariannya.

Penulis : Syukri M Nur, Selaku Pemerhati Energi Terbarukan dan berasal dari Kaltim

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini