
Satumejanews.id. SANGATTA – Beragamnya budaya yang ada di Kutim, perlu dilestarikan dengan baik. Salah satu langkah yang perlu ditempuh adalah, menggelar festival budaya yang diagendakan secara rutin.
“Kalau kita melaksanakan festival budaya secara rutin dengan agenda yang tetap, justru bisa menarik wisatawan untuk datang ke Kutim. Ini harus kita dorong bersama-sama, agar pelestarian adat hudaya tetap terjaga dengan baik,” kata anggota DPRD Kutim dr Novel Tyty Paembonan, Senin (29/5/2023).
Dia meminta kepada pemerintah untuk mendorog dan mendampingi dalam berbagai even festival budaya tersebut. Salah satunya contoh pesat Bengen Lepek Majeu, yang dilaksanakan di Desa Rindang Benua, Sangatta Selatan, atau km 10 jalan poros Sangatta-Bontang. Pesta budaya digelar masyarakat Dayah Kenyah pada Sabtu lalu.
“Harapan kita, masing-masing pihak baik pemerintah maupun kami di DPRD ikut peduli dan bertanggung jawab, mendorong agar budaya yang ada, khususnya di Kutim ini terus di lestarikan,” ujarnya.
Menurut Anggota Komisi A DPRD Kutim ini, semua pihak memberikan dorongan untuk terus mengembangkan potensi kebudayaan yang ada. Salah satunya menggelar festival budaya yang dikemas secara baik. Contohnya seperti pesta budaya Bengen Lepek Majeu oleh masyarakat suku Dayak Kenyah di desa rindang Benua.
“Mereka (masyarakat) perlu kita dampingi untuk mengemas acara tersebut itu dengan baik. Kemudian dipromosikan secara masif, sehingga masyarakat yang datang bisa menikmati sajian tradisi adat budaya yang ada di Kutim. Seperti pesta budaya Bengen Lepek Majeu, perlu kita dampingi dengan baik,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Timur (Dispar Kutim) Nurullah mengatakan, selain menjadi destinasi wisata budaya, Desa Rindang Benua di Kecamatan Sangatta Selatan, ternyata juga memiliki wisata alam berupa air terjun yang sangat indah dan masih terjaga keasrianya hingga saat ini.
“Namun, akses untuk menuju kesana, terutama infrastruktur jalan masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) kita. Sebab, untuk bisa sampai ke sana kondisi jalannya masih diperlukan perbaikan,” ujarnya.
Sedangkan untuk wisata budaya yang ada di desa Rindang Benua, menurutnya, sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Terbukti kegiatan budaya yang hingga saat ini terus di lestarikan. Salah satunya pesta budaya Bengen Lepek Majeu atau dalam Bahasa Indonesia berarti pesta panen, yang dipastikan akan berimbas pada peningkatan perekonomian di masyarakat.
“Ke depan kita akan desain yang lebih menarik lagi. Salah satunya dengan menggelar festival. Saya yakin akan banyak wisatawan hadir ke sini (desa Rindang Benua),” kata Nurullah. (adv/sm3)