Beranda Kutai Timur Melihat dari Dekat Proses Pengolahan Air Bersih Perumdam TTB Kutim di Intake...

Melihat dari Dekat Proses Pengolahan Air Bersih Perumdam TTB Kutim di Intake Kabo Jaya (3) : 100 Tahun ke Depan, Perumdam TTB Masih Eksis di Kabo Jaya

2287
0

KEBERADAAN PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang sekarang berubah menjadi Perumdam (Perusahaan Umum Daerah Air Minum), berdiri di Sangatta sekitar tahun 1994, jauh sebelum Kutai Timur berdiri. Waktu itu, Sangatta masih bergabung dengan Kutai Kartanegara (Kutai) waktu itu.

Setelah pemekaran, secara otomatis PDAM juga berdiri sendiri bersamaan dengan Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang diresmikan pada tahun 1999 silam. Kini, Kutim sudah berusia 23 tahun. Sedangkan perusahaan air minum secara resmi telah berusia 28 tahun.

Kendati demikian, banyak liku-liku yang dihadapi perusahaan air minum itu dari masa ke masa. Awalnya berdiri PDAM di jalan Agus Salim, Sangatta Utara. Namun lokasinya sangat sempit dan di tengah pemukiman penduduk. Untuk mengembangkan lebih besar, terasa sulit, sehingga lokasinya dipindahkan ke Kabo Jaya, tepatnya di jalan Papa Charlie no 3, RT 04, Kabo Jaya, Kecamatan Sangatta Utara. Meski lokasi yang lama tetap difungsikan lain untuk kepentingan perusahaan.

Dirut Perumdam TTB Kutim Suparjan saat menjelaskan proses pengolahan air minum di kawasan intake Kabo Jaya (wardi/satumejanews.id)

Sekitar tahun 2007, dimulailah pembangunan di kawasan Kabo Jaya. Mulai intake hingga perkantoran dan pengolahan air. Termasuk mendekatkan dengan sumber bahan baku, yakni air sungai Kabo. Langkah ini dimaksudkan, ketika musim kering, Perumdam masih bisa beroperasi dengan menyedot air dari sungai.

Pejabat di lingkungan PDAM juga silih berganti. Sebelumnya, Direktur Utama PDAM dijabat Jabangun Simamora, mulai tahun 2002 – 2005. Kemudian Heri Agus Utomo, sebagai Direktur Umum pada tahun yang sama. Selanjutnya, Aji Mirni Mawarni, pada tahun 2008 sampai 2018 dan terkahir  Suparjan dari  2018 sampai sekarang.

Menurut Suparjan, saat pindah ke Kabo Jaya, lokasinya sangat gersang. Kemudian secara pelan, ditanami sejumlah pohon agar tampak hijau dan rindang. Secara pelan terus melakukan pembenahan. Mulai pegawai hingga secara teknisnya, termasuk manajemen perusahaan.

Karyawan Perumdam TTB Kutim sangat kompak, untuk menuju visi dan misi serta mewujudkan pelayanan prima kepada pelanggan (isti)

Di Kabo Jaya ini, Perumdam TTB Kutim memiliki lahan sekitar 13 hektare. Dari luas tersebut, baru sekitar 3 hektare yang dimanfaatkan. Untuk bangunan kantor, intake dan sebagainya. Sisanya masih lahan kosong dan sebagian ditanami pepohonan agar tampak hijau dan asri.

“Kami sengaja meminta lahan yang luas. Diperkirakan sekitar 100 tahun masih bisa eksis dan bertahan di sini (Kabo Jaya). Baik untuk pengembangan bangunan maupun perkantoran,” kata Suparjan.

Lokasi yang sagat strategis. Selain berada di pegunungan, sehingga tidak takut terjadi banjir, juga memudahkan pendistribusian air kepada pelanggan. Meski demikian juga dibantu dengan mesin pendorong, agar distribusi air bisa lebih lancar lagi sampai di rumah pelanggan.

Dijelaskan Suparjan, Perumdam TTB Kutim, memiliki tujuan yang jelas. Visi dan misi yang terarah. Visinya ialah terwujudnya Perumdam yang sehat dan Mandiri.

Sebagian jurnalis Kutim saat melakuka kunjungan ke intake Kabo Jaya (wardi/satumejanews.id)

Sedangkan misinya menyediakan air minum yang berkualitas dan kuantitas yang cukup, kontinuitas pengaliran 24 jam setiap hari. Kemudian, menurunkan kehilangan air hingga maksimum 20 persen, meningkatkan cakupan pelayanan di wilayah perkotaan hingga 80 persen dan desa 60 persen. Selanjutnya mewujudkan tarif full cost recovery, dan mewujudkan sumber daya manusia yang profesional, beriman, dan bertakwa.

Untuk mewujudkan visi dan misi tidaklah mudah. Demikian juga memberikan pelayananan maksimal tak segampang memikirkannya. Perlu keberanian, ketulusan, dan niat yang besar. Tak semudah membalikkan telapak tangan. Pastinya banyak rintangan yang dijalani. Kendati begitu, semua tantangan harus dihadapi, bukan dihindari. “Yang penting kita kerja cerdas, kerja ikhlas,” beber Suparjan.

Hasil perjuangan tersebut, kini mulai dinikmati. Sudah 18 kecamatan teraliri air bersih. Diakui, memang belum menyentuh seluruhnya. Namun berjalannya waktu, hal itu dipastikan akan terwujud. “Lagi-lagi kendala infrastruktur yang menjadi hambatan utama. Demikian juga terkait anggaran. Namun pekerjaan harus tetap dilaksanakan dengan baik. Berjuang bersama-sama dan saling bahu membahu, untuk memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat,” tambah Suparjan. (wardi/bersambung)

Artikulli paraprakSidang Tipikor Bank Jatim Kota Batu, Hakim Tolak Eksepsi Terdakwa
Artikulli tjetërNatal di Arab Saudi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini