Satumejanews.id. SANGATTA – Meski Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga, sudah bisa memberikan pelayanan cuci darah atau Hemodialisis (HD) untuk pasien di Sangatta, namun alatnya masih terbatas hanya empat unit saja. Seharusnya minimal yang tersedia 10 unit.
Setelah dibuka layana cuci darah di RSD Kudungga, banyak pasien yang memanfaatkan layana tersebut. “Guna memberikan pelayanan yang baik, kita menggunakan sistem shif kerja,” kata Direktur RSUD Kudungga dr Yuwana Sri Kurniawati.
Seperti diketahui, Hemodialisis (HD) merupakan tindakan medis dengan menggunakan mesin cuci darah sebagai pengganti ginjal yang rusak dalam penyaringan racun-racun hasil metabolisme dalam tubuh dan sekaligus mengeluarkannya.

Lantas bagaimana operasionalnya hingga saat ini? Direktur RSUD Kudungga dr Yuwana Sri Kurniawati menjelaskan, layanan yang semakin melengkapi rumah sakit milik Pemkab Kutim saat ini lancar beroperasi dan melayani pasien.
“Pelayanan Hemodialisis beroperasi sehari dengan dua shift (dua periode kerja). Setiap shift-nya beroperasi selama 5 jam,” kata Yuwana diwawancara, belum lama ini.
Dalam operasional dua shift tersebut, fasilitas HD sanggup melayani 8 pasien dalam sehari. Dengan jaminan biaya dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Selanjutnya mendukung operasional layanan dimaksud, RSUD Kudungga menugaskan beberapa tenaga medis. Terdiri dari satu DPJP spesialis penyakit dalam, satu dokter pelaksana serta tiga perawat sertifikasi Hemodialisa.
“Biaya pasien umum adalah Rp 1.298.450 per sekali Hemodialisa,” sebut Yuwana yang sehari-harinya mengenakan hijab.
Dia menerangkan, saat ini jumlah pasien yang memerlukan tindakan HD semakin banyak. Hal itu menjadi alasan pihak RSUD Kudungga Sangatta membuka pelayanan HD hingga dua shift. Dengan waktu pelayanan dua shift itu, Yuwana mengaku masih kurang. Ke depan dia berupaya untuk menambah lagi jumlah mesin HD. (adv/sm4)