Satumejanews.id. SANGATTA- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim Mulyono kembali menegaskan, bahwa seluruh satuan pendidikan yang ada di Kabupaten Kutim sudah tidak diperbolehkan lagi untuk menjual seragam sekolah, buku dan perlengkapan belajar kepada peserta didik.
“Saya sudah perintahkan bagi seluruh sekolah untuk tidak melakukan aktivitas tersebut,” ucap Mulyono
Penegasan tersebut, menurut Mulyono, bertujuan untuk mengklasifikasi beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh masyarakat terkait adanya informasi yang menyebutkan bahwa masih ada satuan pendidikan di Kutim yang melakukan aktivitas jual beli pendukung sarana dan prasarana belajar di sekolah.
“Saya tidak ingin muncul bahasa sekolah jadi tempat berbisnis. Makanya sekali lagi saya tegaskan kepada kepala sekolah dan dewan guru agar tidak melaksanakannya,” ucapnya.
Pernyataan pria kelahiran Banjarmasin 2 Februari 1977 tersebut untuk menegaskan bahwa pemerintah daerah memiliki komitmen dan perhatian yang cukup besar demi kemajuan di bidang pendidikan.
Hal itu bisa terlihat dari berbagai program yang saat ini gencar dilaksanakan mulai dari peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, pengembangan kualitas sumber daya manusia termasuk akreditasi sekolah yang menjadi bagian penting keberpihakan pemerintah untuk mendorong agar kualitas pendidikan di Kabupaten yang akan segera berusia ke 24 tahun ini, bisa sejajar dengan daerah lain di Indonesia.
“Dan melalui kebijakan pak Bupati Ardiansyah Sulaiman, tahun ini seluruh buku dan seragam sekolah akan digratiskan. Ada empat jenis seragam yang akan diberikan untuk jenjang SD dan SMP, yakni putih biru (SMP) merah putih (SD), baju olahraga, batik dan Pramuka,” ujar mantan Camat Rantau Pulung ini.
Berkaitan dengan buku sekolah, tahun lalu pihaknya hanya memberikan bantuan buku wajib kepada seluruh siswa. Namun tahun ini, pemerintah daerah akan memberikan secara bantuan buku wajib dan buku pendamping bagi seluruh satuan pendidikan di jenjang SD dan SMP.
“Dan yang tak kalah penting, pemerintah juga akan memberikan beasiswa kepada siswa SD dan SMP. Alhamdulillah tahun ini kita naikan 4 kali lipat jumlahnya. Tahun lalu kita hanya mampu mengakomodir 8,7 persen anak. Saat ini kita mampu menjangkau 20,01 persen anak bisa merasakan beasiswa. Dan yang mengakomodir beasiswa langsung pihak sekolah bukan di Dinas. Kenapa, karena pihak sekolah lebih tau mana anak yang berhak untuk mendapatkan beasiswa,” pungkasnya. (sm3)