Satumejanews.id. SANGATTA – Majelis Taklim atau pengajian yang dilaksanakan Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kutim terus berjalan sebagaimana biasanya. Rabu (8/2/2023) kembali digelar pengajian rutin di rumah H Abdul Kadir, Jalan Yos Sudarso 3 Gang Damai RT 07 Nomor 99, Kelurahan Teluk Lingga, Sangatta Utara, Kutim.
Kegiatan yang dipandu M Afandi itu dihadiri pengurus dan anggota PWRI serta para istri pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut serta sebagian pegawai Pemkab Kutim.
Taklim kali ini diisi penceramah DR Arif Rembang, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Agama (STAI) Sangatta. Pada kesempatan itu, Abdul Kadir yang juga sebagai Ketua II PWRI Kutim berharap, taklim rutin ini diharapkan terus berjalan dan memberikan bekal serta wawasan soal kegamaan bagi para pensiunan pegawai negeri di Kutim, khususnya Sangatta.
“Karena kami ini sudah pensiun dan kurang kegiatan, diharapkan pengajian ini bisa menambah iman dan semangat beribadah setelah pensiun,” kata mantan Kepala Dinas Kesbangpol Kutim ini.

Karena bulan ini masih masuk Rajab, sehingga kajiannya diisi terkait dengan Isro Mi’roj Nabi Muhammad SAW. Arif yang sering berceramah di sejumlah majelis Taklim di kota Sangatta ini, mengupas hikmah Isro Mi’roj yang dilakukan Nabi akhir zaman itu.
“Ada enam langkah yang perlu kita tiru dari Nabi Muhammad dalam menghadai kedzaliman. Mudah-mudahan kita bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Yang pertama menurut Arif Rembang, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat jahat kepadamu (ihsan) tentu masuk surga. Maha suci Allah. “Atau kita mendoakan kepada orang yang mendzolimi kita. Ya Allah maafkan yang mendzolimi saya,” katanya.
Itulah salah satu perbuatan Nabi Muhammad yang perlu ditiru. Namu kebanyakan manusia, sulit untuk berbuat seperti itu. “Klo kita didzalimi orang, tentu akan membalasnya dengan perbuatan yang sama,” ujar Arif.
Dijelaskan, akibat perbuatan baik yang dilakukanb Nabi Muhammad seperti itu, banyak kaum kurais waktu itu masuk Islam. Yang awalnya membenci bahkan melempari korang di depan rumah Nabi, justru balik masuk agama Islam.
Yang kedua katanya, meminta karunia supaya diberikan kesabaran. “Ya Allah berilah aku kesabaran terhadap ujian yang ada. Demikian juga perbuatan dzalim yang dilakukan kepadaku,” ujarnya.

Yang ketiga berdoa kepada Allah, yakni cukuplah Allah SWT yang menjadi penolongku bagi dunia. Cukuplah Allah penolong yang menyusahkanku. Cukuplah bagiku Allah yang menjadi penolongku yang berbuat jahat. Cukup Allah yang menjadi penolongku bagi yang merencanakan berbuat jahat. (ini merupakan saah satu hadist nabi)
Yang keempat, tambahnya, berdoa supaya diberikan jiwa ketenangan. “Aku percaya akan bertemu denganMu ya Allah. Aku terima apa yang Engkau beri dan bersyukur,” ujar Arif.
Yang kelima, berdoa kepada Alah, terkait meminta perlindungan dan kemalangan serta musibah. “Baik dari kecelakaan, keburukan dari orang-orang yang memusuhi kita,” katanya.
Yang keenam, berdoa kepada Alah SWT, agar diberikan pahalan kedzaliman dan digantikan yang lebih baik. “Kita sebagai manusia memiliki fitrah yang berbeda-beda. Kita harus bisa memelihara fitrah tersebut dengan baik. Ilmu adalah cahaya, sehingga diperlukan untuk menggali ilmu dengan baik dan menjaganya,” ujar Arif Rembang. (sm1)