Beranda DPRD Kutai Timur Lambatnya Serapan Anggaran, Diduga ASN Sering Kunjungan ke Luar Daerah

Lambatnya Serapan Anggaran, Diduga ASN Sering Kunjungan ke Luar Daerah

1241
0

Satumejanews.id. SANGATTA –  Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim) Yan memberikan pandangan terkait lambanya proses penyerapan anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah pada  tahun anggaran 2024. Dirinya menduga, salah satu penyebabnya banyak dari para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sering melakukan kunjungan ke luar daerah.

“Saya lihat masih banyak ASN kita yang Dinas Luar (DL), entah mengikuti Bimtek atau kunjungan ke luar daerah. Kalau petugas kita DL terus, siapa yang mengerjakan,” ujarnya.

Dengan besarnya anggaran yang dimiliki Kabupaten Kutim saat ini yang mencapai Rp 14 trilyun lebih tersebut, perlu adanya langkah kongkret yang harus diambil oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wakilnya Kasmidi Bulang untuk mempercepat proses penyerapan anggaran yang ada.

“Meskipun saat ini masih terus berjalan dan sudah baik,  namun kita di DPRD juga akan terus memantau dan memastikan bahwa apa yang dilakukan pemerintah sudah berada di jalur yang sudah ditetapkan,” ujarnya.

Salah satu Perangkat Daerah yang menjadi atensi anggota Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kutim ini yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud). Dimana dirinya mengaku merasa kesulitan untuk bertemu dan berkomunikasi dengan jajaran Dinas yang dinahkodai oleh Mulyono tersebut.

“Saya lihat amburadul sekali. Sulit sekali kita temui petugas di sana. Dan biasanya pada akhir tahun suasananya kayak pasar. Karena saya melihat manajemen kurang pas,” ujarnya.

Keresahan Yan bukan tanpa sebab. Pasalnya sejak awal tahun, dirinya sudah mengingatkan kepada Kepala Disdikbud Kutim untuk mengganti pola dan sistem manajeman kerja. Hal itu bertujuan untuk efisiensi serta produktifitas kinerja dan penyelesaian program-program Pembangunan, terutama di bidang pendidikan.

“Tahun lalu, mereka menyumbang kurang lebih Rp 300 milyar yang tidak terserap dan utang sebesar Rp 25 milyar, karena administrasi dan pengelolaan yang kurang baik. Dan ini saya harap bisa menjadi atensi agar tidak terulang kembali,” pungkasnya. (adv/sm3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini