Beranda Infrastruktur Dukung Akses dan Pengelolaan Air Bersih Desa, Grup PHI Zona 9 Replikasi...

Dukung Akses dan Pengelolaan Air Bersih Desa, Grup PHI Zona 9 Replikasi Program CSR Perusahaan Lintas Provinsi

329
0

Satumejanews.id. KUTAI KARTANEGARA – PT Pertamina (PEP) Tanjung Fiels dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (HSS) memfasilitasi perwakilan pemerintah desa Masukau, Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong (Kalsel) melakukan kaji banding terkiat akses dan pengelolaan air bersih di fasilitas Water Supply System (WSS) Saliki di Desa Saliki, Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara Kukar).

Kegiatan yang dilaksanakan pada 11 Juni 2025 itu, merupkana program CSR Water Supply System (WSS) Saliki binaan PHSS. Diharapkan nantinya bisa direplikasikan setelah kembali ke desanya.

Kegiatan kaji banding ini merupakan bagian dari upaya mengatasi keterbatasan akses air bersih yang dialami beberapa wilayah di Desa Masukau. Perwakilan Pemerintah Desa (Pemdes) Masukau hadir bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan BUMDes Remaja Karya dan diterima Pemdes Saliki, jajaran pengelola BUMDes Mekar Sejati, serta sosok-sosok penting di balik keberhasilan sistem pengelolaan air bersih WSS Saliki.

Kepala Desa Masukau, Khairullah, mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PEP Tanjung Field dan PHSS yang telah menfasilitasi kegiatan kaji banding ini. Ia menyampaikan, kegiatan ini telah memberikan banyak ilmu yang luar biasa dan bermanfaat bagi perangkat desanya. “Harapan kami ke depan, semoga program WSS seperti ini bisa kami terapkan juga di Desa Masukau,” ujarnya.

Kegiatan dibuka dengan sesi pemaparan dari Kepala Desa Saliki, Saliansyah, yang menyampaikan latar belakang pengembangan WSS Saliki termasuk pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah desa, dan perusahaan dalam menciptakan solusi berkelanjutan. Selanjutnya, Direktur BUMDes Mekar Sejati, Edi M. Nur, menjelaskan strategi manajemen BUMDes dalam mengelola unit usaha WSS serta pentingnya diversifikasi produk agar BUMDes mampu menopang kegiatan pelayanan air bersih secara mandiri.

Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD), Lukman, turut memberikan pandangan mengenai inovasi dan transformasi Desa Saliki melalui pengelolaan WSS, termasuk capaian penghargaan regional dan internasional. Sementara itu, Masyhur “Mace” Amhas sebagai pengelola teknis WSS Saliki, membagikan pengalamannya terkait operasional sistem, mulai dari spesifikasi alat hingga proses filtrasi dan distribusi air ke masyarakat.

Usai sesi pemaparan, peserta melakukan kunjungan langsung ke fasilitas WSS Saliki untuk melihat proses penyaringan air bersih secara menyeluruh dan berdiskusi langsung dengan pengelola di lapangan. Kaji banding ini merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau CSR PEP Tanjung Field yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 6 tentang Pemenuhan Kebutuhan Dasar akan Air Bersih dan Sanitasi Layak.

Head of Communication Relations & CID Zona 9, Elis Fauziyah, menyampaikan bahwa Fasilitas WSS di Desa Saliki telah terbukti sukses dan berdampak positif bagi masyarakat

sekitar. “Melalui kegiatan ini, BUMDes Remaja Karya dapat mereplikasi pengelolaan air bersih berbasis komunitas sebagaimana yang dilakukan oleh BUMDes Mekar Sejati di Desa Saliki. Selain sebagai upaya pemenuhan hak dasar masyarakat, sistem air bersih ini juga berpotensi menjadi sumber pendapatan desa yang berkelanjutan,” ujarnya.

Menurut Elis, kegiatan kaji banding merupakan bagian dari upaya Perusahaan dalam mendukung pembangunan desa berbasis kebutuhan riil masyarakat. “Kami melaksanakan program CSR yang inovatif dan berkelanjutan sebagai bentuk komitmen terhadap penerapan prinsip-prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), dengan harapan dapat memberikan dampak yang signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan,” imbuhnya.

Kegiatan kaji banding ini menegaskan pentingnya sinergi anak perusahaan dan afiliasi di lingkungan PHI dalam berbagi solusi, memperkuat kapasitas lokal, dan mempercepat pembangunan desa secara partisipatif dan inklusif. (*/sm)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini