
Satumejanews.id. SANGATTA – DPRD Kutim mengingatkan kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim), segera merealisaikan penyerapan anggaran murni tahun 2024. Mengingat hingga bulan Mei ini, capaian penyerapan anggaran masih cukup rendah, yakni dikisaran angka 12 persen.
“Yang saya khawatirkan, semua pekerjaan akan numpuk di akhir tahun, sehingga bakal berdampak terhadap banyak hal. Salah satunya hasil pembangunan yang pasti tidak akan optimal,” ujar anggota DPRD Kutim Sobirin Bagus.
Dikatakan, rendahnya penyerapan anggaran tersebut diketahui berdasarkan hasil Rapat Pengendalian Oprasional Kegiatan (Radalok) seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Kutim yang digelar di Samarinda belum lama ini.
Menurut Sobirin, pemerintah seharusnya bisa belajar pengalam tahun sebelumnya. Waktu itu, banyak program kegiatan yang tidak bisa direalisaikan, disebabkan baru mulai dilaksanakan pada pertengahan tahun, sehingga menumpuk di akhir tahun. Hal itu jelas berdampak terhadap proses penyerapan anggaran yang tidak maksimal. Sehingga dikhawatirkan bakal terjadi lagi Lisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA).
“Kalau ini terus berulang dampaknya akan sangat banyak. Sebagai contoh, harga material akan sangat mahal, karena banyak yang membutuhkan. Sedangkan bahan baku kita terbatas, sebagian juga masih harus didatangkan dari luar daerah,” tambah Sobirin.
Kekhawatiran Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga bertambah, apabila pemerintah masih menerapkan pola kerja yang sama. Sehingga berdampak terhadap hasil pembangunan yang saat ini dilakanakan, tidak akan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Akhirnya, masyarakat yang merasakan dampak, lantana sebagai penerima manfaat dari pembangunan yang dilaksanakan pemerintah.
“Karena nanti kerjanya asal-asalan dan kualitasnya tidak akan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Ini catatan penting bagi pemerintah, agar penyerapan anggaran bisa dipercepat. Salah satunya mengenjot program kegiatan yang sudah direncanakan dengan baik,” ujar Sobirin Bagus. (adv/sm3)