Satumejanews.id. SANGATTA – Wakil Ketua DPRD Kutim Asti Mazar mempertanyakan alasan pembangunan pabrik AMDK yang dilakukan Perumda Tirta Tuah Banua (TTB). Mengingat, sampai sekarang sebagian masyarakat terutama di wilayah Kecamatan masih banyak yang belum bisa menikmati fasilitas layanan air bersih.
“Kita belum tau secara pasti alasan dibalik d bangunya pabrik ini. Saya belum bertemu secara langsung dengan pihak Perumda, kenapa membuka investasi tersebut, sementara jaringan air bersih di masyarakat belum 100 persen terlayani. Saya juga baru tau dari wartawan,” ucap Asti.
Politisi Partai Golkar ini menyebut, sebagai kepanjangan tangan pemerintah daerah dalam hal peyalanan air bersih kepada masyarakat, Perumda Tirta Tuah Banua seharusnya lebih memprioritaskan untuk menuntaskan jaringan air bersih ke seluruh masyarakat.
Seperti diketahui, sampai dengan tahun 2022 lalu, cakupan layanan yang sudah dilakukan Perumda TTB untuk wilayah perkotaan sudah mencapai 91 persen, sedangkan untuk wilayah pedesaan baru diangka 55, 99 persen atau baru dinikmati oleh masyarakat di 53 desa dari 139 desa yang ada di 18 Kecamatan.
“Apakah memang yang belum terpasang ini berkaitan dengan jaringan atau karena anggaran. Harusnya kami dapat laporan kalau ada kegiatan semacam ini, minimal surat tembusan, tapi sampai sekarang saya belum terima,” ujar Asti.
Seperti diberitakan sebelumnya, Perumda Tirta Tuah Banua (TTB) mengembangkan sayap usahanya dengan membangun pabrik pengolahan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Pembangunan pabriknya, belum lama ini dilaunching ground breakingnya oleh Bupati Ardiansyah.
Tidak tanggung-tanggung, pembangunan pabrik yang beralamat di Jalan Papa Charlie, Kabo, Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara ini nilai investasinya mencapai Rp 5 milyar lebih dengan target awal produksi pertama kemasan air botol 330 milimeter dengan produksi 100 dus perhari (isi 24 botol/dus). Untuk kemasan gelas 200 milimeter juga 100 dus perhari (isi 48 gelas/dus). (adv/sm3)
