Beranda Kutai Timur Melihat dari Dekat Proses Pengolahan Air Bersih Perumdam TTB Kutim di Intake...

Melihat dari Dekat Proses Pengolahan Air Bersih Perumdam TTB Kutim di Intake Kabo Jaya (2) : Sembilan ‘Mobil Pajero’ Setia Nongkrong di Intake Kabo

2111
0

Direktur Utama (Dirut) Perumdam TTB Kutim Suparjan menunjukkan mesin penyedot air yang ada di intake Kabo Jaya, satu mesin senilai satu unit mobil Pajero (wardi/satumejanews.id)

MUNGKIN banyak masyarakat yang tidak mengetahui secara langsung proses pengolahan air yang dikelola Perumdam TTB Kutim di kawasan jalan Papa Charlie No 3 RT 04, Kabo Jaya. Termasuk sejumlah peralatan mesin dan teknologi yang dipergunakan di sana.

Bagaimana prosesnya, sejumlah jurnalis yang diundang ke lokasi, bisa memaparkan pengamatan dan hasi diskusi dengan Dirut Perumdam TTB Kutim dan jajarannya. Sehingga masyarakat bisa mengetahui, meski tidak secara detail, terkait betapa sulitnya mengelola pengolahan air bersih dengan skala besar dan didistribusikan kepada masyarakat.

Mesin penyedot air dari sungai Kabo, satu mesin setaraha dengan harga satu unit mobil Pajero (wardi/satumejanews.id)

Ketika para jurnalis diajak ke lokasi intake Kabo Jaya, yang berada di pinggir Sungai Kabo, ada beberapa mesin penyedot air dari sungai. Tercatat ada enam mesin yang selalu beroperasi secara bergantian selama 24 jam sehari. Kemudian ada juga tiga mesin stanby, setia nongkrong di atas untuk mengantisipasi jika terjadi kerusakan, langsung bisa digantikan.

Sehingga ada sembilan mesin yang siap beroperasi untuk memberikan pelayanan ai bersih kepada masyarakat. Mungkin tidka banyak yang mengetahui, jika satu mesin penyedot bahan baku air dari sungai itu senilai harga mobil Pajero. Jika ada sembilan mesin, berarti ada sembilan “Mobil Pejero” selalu nongkrong di Intake Kabo Jaya.

Kalau berasumsi bahwa satu unit mobil Pajero seharga sekitar Rp 800 juta, berarti ada Rp 7,2 milyar yang stabdy di Intake Kabo Jaya. Itu baru mesin penyedot bahan baku air dari sungai saja. Belum lagi peralatan yang lain, tentunya aset yang dimiliki Perumdam TTB Kutim sangat besar.

Untuk mengelola aset yang cukup besar dan rawan terjadi kerusakan, diperlukan manajemen yang baik. Demikian juga karyawan atau pegawai juga harus yang memiliki kualifikasi dan keahlian terentu, sehingga proses pengolahan, produksi, distribusi dan pelayanan kepada pelanggan juga mumpuni.

Sebagian wartawan yang ikut melakukan kunjungan ke Intake Kabo Jaya (wardi/satumejanes.id)

Yang jelas, proses pengolahan dan distribusi air tidak boleh stop atau berhenti. Terlebih dalam kondisi normal seperti saat ini, mesin penyedot air harus selalu terjaga dan beroperasi.

Semua itu dilakukan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan secara prima. Sebisa mungkin, pelayanan kepada masyarakat tidak boleh ada celah untuk dicaci. “Kita berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan kepada pelanggan yang terbaik,” kata Suparjan didampingi Direktur Teknik Galuh Boyo Munanto.

Suparjan selaku Direktur Utama, berusaha untuk memberikan pengertian kepada seluruh pegawai Perumdam, agar bekerja semaksimal mungkin. Saat ini, pegawai di Perumdam TTB Kutim tercatat ada 330 orang. Sedangkan pelanggannya tercatat 41.1212.

Seorang kawaryawan Perumdam TTB Kutim saat melakukan pengecekan proses pengolahan air (ist)

“Kami memberikan rasio, satu orang pegawai bisa memberikan pelayanan kepada 125 pelanggan. Namun sebisa mungkin akan terus ditekan, sehingga rasio pelayanan yang dilakukan pegawai bisa maksimal dan untuk kepentingan perusahaan bisa minimal,” katanya.

Terkait target pelayanan air bersih kepada masyarakat menurut Suparjan, untuk di perkotaan sekitar 80 persen. Namun untuk di Sangatta Utara sudha mencapai sekitar 90 persen. Sedangkan di pedesaan, ditargetkan 60 persen masyarakat bisa terlayani air bersih dari Perumdam. “Secara keseluruhan di wilayah Kutim, 18 kecamatan sudah terlayani air bersih, meski belum merata semuanya. Kita akan terus tingkatkan di masa mendatang, sehingga kebutuhan mendasar air bersih masyarakat bisa terlayani,” ujar Suparjan. (wardi/bersambung)

Artikulli paraprakPuisi “Mama” di Hari Ibu
Artikulli tjetërMembanggakan, Warga Samarinda Jadi Imam Tetap Masjid Istiqlal Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini