Faisal Rachman (Ketua Pansus) ketika berdialog dengan Ketua Yayasan STIPER Syaiful Ahmad saat bertemu pada Kamis (14/4/2022) malam di Lognite Coffe, jalan Wahab Syahrani. (wahyu yuliartanto/satumejanews.id)
SANGATTA, Satumejanews.id – Mencermati permasalahan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER), DPRD Kutim langsung bergerak cepat. Kamis (14/4/2022) sore unsur Pimpinan menggelar rapat membentuk Pansus (Panitia Khusus) terkait hal tersebut. Untuk menangani ini, Faisal Rachman ditunjukkan sebagai Ketuanya.
Pansus ini dibentuk setelah digelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait STIPER beberapa hari sebelumnya. Agar permasalah ini cepat selesai dan memperoleh solusi terbaik, maka lembaga legislatif yang memiliki kepedulian terhadap nasib institusi perguruan tinggi, mahasiswa dan dosen sepakat membentuk Pansus.
Faisal Rachman yang dihubungi satumejanews.id membenarkan jika dirinya disepakati dalam rapat pimpinan untuk memimpin Pansus tersebut. “Karena waktu terus berjalan, kami sepakat untuk bergerak cepat. Malamnya kami bertemu dengan Yayasan STIPER, untuk mendengar permasalahan yang terjadi selama ini,” kata Failsal menjelasan.
Pertemuan yang berlangusung pukul 21.00 Wita di Lignite Coffe, jalan Wahab Syahrani itu, juga dihadiri Ketua Yayasan STIPER Syaiful Ahmad, Wakil Ketua Arif dan pengurus lainnya Nurul. Sedangkan dari Pansus, selain Ketua Faisal juga ada Wakil Ketua Alvian Aswad dan Sekretaris Jimmy.
Pada kesempatan itu, Faisal menanyakan berbagai persoalan yang terjadi di lingkungan Kampus, termasuk tujuan didirikannya STIPER sejak awal hingga sekarang. Termasuk pendaaaan operasional pergurun tinggi tersebut sampai sekarang.
Setelah mendengar informasi dari Yayasan STIPER, pihaknya sepakat untuk menyelamatkan perguruan tinggi itu secepat mungkin. “Kami juga akan menggali informasi dari berbagai pihak, termasuk dari Pemkab Kutim, terkait komitmen pendaaan untuk STIPER ke depan. Kemudian kami juga akan berkonsultasi ke BPK (Badan Pengawas Keuangan) Provinsi Kaltim, terkait dana hibah dari Pemkab Kutim ke STIPER. Kami juga akan konsultasi ke Kemendagri dan dan Kementerian terkait, guna menyelamatkan perguruan tinggi tersebut,” jelas Faisal.
Menurut Faisal, jika dilihat dari pendaaan, STIPER akan sulit berkembang, lantaran hanya brsumber dana hibah dari Pemkab Kutim saja. Itu pun hanya untuk gaji dosen dan karyawan. Sedangkan keperluan operasional lainnya tidan mencukupi.
“Hal seperti ini harus kita carikan jalan keluar, agar keberadaan perguruan tinggu kebanggaan masyarakat Kutim ini bisa lebih eksis dan menjadi andalan serta mampu mendukung program Pemkab Kutim ke depan,” kata politisi PDI Perjuangan ini.
Sedangkan Syaiful Ahmad usai pertemuan kepada satumejanews.id menuturkan, pihaknya suah menyampaikan berbaga informasi kepada Pansus. Dia juga mengaku senang adanya Pansus ini, sehingga akan lebih memberikan dorongan dan motivasi bagi civitas akademi dan pengurus Yayasan serta pihak terkait, untuk menyelamatkan STIPER.
“Justru ini sangat baik. Kami berharap dengan adanya Pansus ini, bisa memberikan jalan keluar dan solusi yang baik terhada permasalahan yang kami hadapi,” kata Syaiful.
Dikatakan, keberadaan STIPER sebenarnya untuk mendukung dan menopang Pemkab Kutim dalam program pemerintah, terutama di sektor pertanian dan perkebunan serta agribisnis dan agroindustri. Namun jika kondisi yang ada seperti sekarang, akan sulit berkembang, karena pendaaan sangat terbatas, lantaran hanya dari satu sumber saja, yakni Pemkab Kutim. (smn1/smn4)