Beranda Kutai Kartanegara Ciptakan Ruang Kreativitas, Disdikbud Kukar Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu

Ciptakan Ruang Kreativitas, Disdikbud Kukar Gelar Festival Tunas Bahasa Ibu

2238
0

Satumejanews.id. KUTAI KARTANEGARA – Guna mewujudkan perlindungan bahasa dan sastra daerah dan menciptakan ruang kreativitas maupun kebebasan generasi muda, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar  Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI).

“Festival ini kita harapkan juga menjai salah satu upaya merawat bahasa daerah,” kata Staf Ahli Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Bidang Pemerintahan dan Kesra Didi Ramyadi ketika membuka FTBI Kukar 2023, Kamis (2/11/2023) di SMPN 1 Tenggarong.

Event tersebut diikuti pelajar tingkat SD dan SMP se-Kukar. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan bahasa daerah bisa dikenal sedini mungkin kepada anak-anak sekolah. Sehingga nantinya bisa memiliki rasa kebanggaan dan rasa cinta terhadap bahasa daerah.

Berbagai lomba dilaksanakan pada event tersebut. Berbagai lomba varian seni yang menggunakan keahlian dalam mengolah bahasa daerah menjadi satu sajian atau hiburan. Antara lain,  lomba seni mendongeng, betarsul, menyanyi, belocoan dan sebagainya.

“Kita wajib tanamkan rasa cinta pada bahasa ibu sejak dini pada anak, agar bahasa ini tetap terjaga. Mempelajari dan menguasai bahasa asing tidak salah, namun menjaga kearifan lokal dan identitas bangsa merupakan kewajiban kita sebagai bangsa yang berbudaya dan menyintai tanah air,” kata Didi.

Tuntutan agar bisa memahami dan menguasai bahasa asing saat ini tidak bisa dianggap remeh, karena dalam banyak aspek penggunaan bahasa asing sangat diperlukan dan hal tersebut sangat cepat dan berpengaruh signifikan kepada bangsa, terutama anak-anak muda yang mudah terpengaruh dan mengikuti gaya hidup, gaya berpakaian, bahkan gaya berbicara.

Di sisi lain, kemampuan berbahasa asing dengan baik pada generasi muda merupakan suatu hal yang patut diapresiasi, tetapi pada sisi yang lain, harus mewaspadai akan kemungkinan bahasa daerah yang akhirnya terkikis sedikit demi sedikit hingga akhirnya mengalami kepunahan.

Bahasa daerah merupakan kekayaan budaya, kearifan lokal yang harus dijaga kelestariannya. Bahasa daerah bukan hanya sebagai Bahasa Ibu atau alat komunikasi saja, tetapi yang terpenting adalah sebagai bagian dari identitas bangsa.  (adv)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini