
Satumejanews.id. KUTAI KARTANEGARA – Camat Tenggarong Seberang Tego Yuwono mengatakan, di wilayahnya memiliki potensi komiditi jamur tiram yang cukup baik. Saat ini sudah dikelola seorang petani muda serta berhasil dengan baik.
“Jamur tiram itu berada di Desa Kerta Buana, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartangera (Kukar), yang dikelola dikelola seorang petani bernama I Made Susana. Keberhasilan memgembangkan budidaya jamur tersebut, kita harapkan bisa dicontoh dan dikembangkan petani lainnya. Sebab, komoditi ini memiliki nilai ekonomi yang cukup lumayan,” kata Tego.
I Made Susana, petani milenial yang mengelola jamur tiram itu mengatakan, pembuatan jamur tiram ini memakan waktu sekitar 120 hari. Secara rinci dijelaskan, pembuatan baglog setidaknya butuh 7 hari, inkubasi 30 hari, dan 80 hari masa tumbuhnya jamur. Dalam waktu 4 bulan tersebut, setiap baglog dapat dipanen antara 4 sampai 5 kali.
“Jika dikelola dengan baik, bisa menghasilkan cuan yang tidak sedikit. Dalam tiga bulan, sudah bisa dipanen. Bahkan panennya dilakukan 4 sampai 5 kali setiap baglog dalam waktu empat bulan,” jelas Made Susana.
Dia berharap, ke depannya banyak kaum milenial dapat menekuni petani seperti dirinya. Untuk itu, pemerintah diharapkan bisa memotivasi para pemuda agar mau mengembangkan profesi pertanian. Jika ditekuni dan dikembangkan dengan baik, bisa menghasilkan cuan yang tidak sedikit.
“Setiap hari saya mampu memproduksi 150 kilogram. Harga jualnya Rp 30 ribu per kilogram. Bisa dihitung sendiri berapa hasilnya,” ujar Made.
Dia berharap, ke depannya muncul petani-petani serupa di Kukar dan khusunya di Tenggarong Seberang atau daerah lainnya. Dia beraharap, jamur tiram ini menjadi produk unggulan kecamatan Tenggarong Seberang nantinya.
Keberhasilannya mengembangkan budidaya jamur tiram tersebut, membuat Bupati Kukar Edi Damansyah sangat tertarik, sehingga orang nomor satu di Kukar itu beberapa waktu lalu meyempatkan berkunjung ke lokasinya. (adv/sm/diskominfo)