Sekretaris Camat Samboja Amir Lufni (ist)

Satumejanews.id. KUTAI KARTANEGARA – Guna meningkatkan keterampilan dan kesiapsiagaan potensi bencana, Pemerintah Kecamatan Samboja telah melatih tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di tingkat kelurahan dan desa. Kegiatan tersebut diharapkan mampu memperkuat respons dan penanganan dalam menghadapi situasi darurat.
Menurut Sekretaris Camat Samboja, Amir Lufni, pelatihan seperti itu dinilai cukup penting bagi petugas kebencanaan. Selain itu juga memberikan wawasan dan ketermpilan bagi masyarakat agar lebih siap menghadapi bencana.
“Kami ingin setiap kelurahan dan desa memiliki tim yang terlatih dan siap siaga dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana, sehingga mereka bisa merespons dengan cepat dan efektif,” ujarnya.
Amir Lufni menjelaskan, pelatihan yang diberikan mencakup berbagai aspek penanggulangan bencana, seperti evakuasi, penyelamatan, dan penanganan pertama terhadap korban. Dengan pelatihan ini, diharapkan kemampuan tim BPBD di tingkat lokal dapat ditingkatkan.
Dalam pelatihan tersebut, peserta juga diajarkan tentang pentingnya koordinasi antar tim dalam situasi darurat. Amir menekankan bahwa kesigapan tim dalam berkomunikasi dan bekerja sama sangat diperlukan untuk mengurangi dampak dari bencana yang terjadi. “Koordinasi yang baik akan memudahkan proses penanganan dan evakuasi korban ketika bencana terjadi,” tambahnya.
Amir juga mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam upaya pencegahan bencana. “Penting bagi masyarakat untuk memiliki kesadaran akan potensi bencana di sekitar mereka. Kami mengharapkan peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan dan melaporkan potensi bahaya yang mungkin terjadi,” ungkapnya. Kesadaran masyarakat diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah dalam penanggulangan bencana.
Sebagai bagian dari program ini, BPBD juga akan melakukan simulasi penanganan bencana untuk menguji kesiapan tim yang telah dilatih. Amir menuturkan bahwa simulasi ini akan menjadi sarana evaluasi dan perbaikan bagi tim dalam menjalankan tugas mereka. “Dengan simulasi, kita bisa melihat sejauh mana mereka siap dan mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperbaiki,” jelasnya.
Ke depan, Amir berencana untuk terus mengembangkan program pelatihan ini agar lebih banyak masyarakat yang terlibat. “Kami ingin menjadikan penanggulangan bencana sebagai tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat,” kata Amir. Diharapkan, program pelatihan yang berkelanjutan ini dapat menciptakan komunitas yang lebih tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman bencana.
Dengan langkah-langkah yang diambil, Kecamatan Samboja menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan siap menghadapi risiko bencana. Melalui pelatihan dan partisipasi masyarakat, diharapkan kesiapsiagaan bencana dapat ditingkatkan, sehingga dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana di masa depan. (adv/sm4)