Beranda Kutai Timur Petani Kaubun Keluhkan Tingginya Produksi Tanaman Padi Sawah

Petani Kaubun Keluhkan Tingginya Produksi Tanaman Padi Sawah

5201
0

Satumejanews.id. SANGATTA – Mahalnya biaya produksi sektor pertanian, khususnya padi sawah, menjadi keluhan masyarakat. Terutama masalah pupuk yang harganya cukup tinggi belakangan ini.

“Banyak petani, terutama di kawasan Kaubun mengeluhan tingginya biaya produksi padi sawah. Untuk itu, saya meminta Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) bisa intervensi terkiat hal ini,” kata anggota DPRD Kutim Faizal Rachman, Senin (15/3/2023).

Dikatakan, biaya produksi padi sawah di sini masih cukup tinggi dibanding daerah lainnya. Bahkan sering terjadi kelangkaan pupuk, sehingga warga sering mengeluhkannya.

Meskipum saat ini, ada beberapa komponen biaya produksi sudah bisa ditekan, sehingga sedikit membantu petani. Diantaranya pemanenan sudah menggunakan alat modern. Jika sewaktu-waktu terjadi serangan hama, justru menjadi momok yang menakutkan bagi para petani.

Menurut politis Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan ini, petani di Kaubun sering mengeluhkan biaya produksi tersebut. Ketika dia turun ke lapangan dan bertemu warga di sana, sebagian besar yang dikeluhkan terkait kelangkaan pupuk dan hama yang menyerang tanaman padi masyarakat.

“Rata-rata sawah kita di siini, posisinya diantara perkebunan kelapa sawit. Sehingga banyak serangga yang sewaktu-waktu meneyrang tanaman padi petani. Ini menjadi keluhan mereka (petani) harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli obat pembasmi hama,” jelas Faizal.

Terkait tanaman padi di antara kelapa sawit, perlu dilakukan penelitian dengan seksama. Pihaknya meminta Pemkab Kutim bisa menggandeng STIPER (Sekolah Tingg Ilmu Pertanian) untuk membuat penelitian terkait hal tersebut.

“Apakah ada dampaknya tanaman sawit yang mengeliling tanaman padi di kawasan Kaubun tersebut. Tentunya diperluakn  solusi sehingga petani di Kaubun bisa tetap eksis dan semangat dalam bercocok tanamn padi.

Kemudia dia memberikan contoh terkait gagalnya panen seorang petani di kawasan Kaubun tersebut. Sekitar lahan pertanian padi sawah 10 hektare warga gagal panen, gara-gara diserang hama.

“Apakah gagal panen itu semata-mata disebabkan hama atau memang ada hubungannya dengan tanaman kelapa sawit yang ada di sana. Sehingga diperlukan penelitian yang lebih mendalam,” kata Faizal. (adv/sm3)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini