Beranda Kutai Timur Melihat dari Dekat Proses Pengolahan Air Bersih Perumdam TTB Kutim di Intake...

Melihat dari Dekat Proses Pengolahan Air Bersih Perumdam TTB Kutim di Intake Kabo Jaya (5-habis) : Targetkan Pelayanan Perkotaan 80 Persen dan Desa 60 Persen

2291
0

Dirut Perumdam TTB Kutim Suparjan memberikan penjelasan terkait produksi air minum yang dikelolanya melalui Intake Kabo Jaya (wardi/satumejanews.id)

SELAMA melakukan media gathering di intake Kabo Jaya, banyak diketahui bahwa proses produksi air minum yang dikelola Perumdam Tirta Tuah Benua (TTB) Kutim, cukup panjang dan memerlukan ketelitian dan kecermatan. Karena bersifat teknis, diperlukan sumber daya manusia yang mumpuni di bidang tersebut.

Pelayanan Perumdam TTB Kutim tidak hanya sebatas di ibukota kabupaten semata. Namun mencakup seluruh wilayah Kutim. Hingga sekarang ini, sudah 17 kecamatan yang mampu dijangkau pelayanan air bersih oleh Perumdam TTB Kutim, meski belum merata secara keseluruhan.

Ini sesuai dengan visi dan misi yang telah dicanangkan Perumdam TTB Kutim, yakni pelayanan yang prima kepada pelanggan. Cakupan pelayanan di perkotaan dan pedesaan terus ditingkatkan. Program kerjanya, penambahan jaringan pipa, pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) baru hingga optimalisasi instalasi pengolahan air (IPA) di seluruh wilayah Kutim.

Salah satu lokasi intake yang dikelola Perumdam TTB Kutim di jalan Soekarno -Hatta, guna mendukung pelayanan distribusi air minum kepada pelanggan. (ist)

Seperti diketahui, rencana bisnis Perumdam  TTB Kutim dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Kini, Perumdam telah mengelola 22 SPAM yang tersebar di Kutim. Unit produksinya menggunakan sistem pompanisasi dan gravitasi. Dari total SPAM tersebut mampu menghasilkan kapasitas 645 liter/detik. Tersebar di 17 Kecamatan. Meliputi Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Bengalon, Teluk Pandan, Muara Bengkal, Muara Ancalong, Batu Ampar, Long Mesangat, Kongbeng, Muara Wahau, Karangan, Telen, Busang, Kaubun, Rantau Pulung, Sandaran, Kaliorang.

Menurut Suparjan, pihaknya mentargetkan pelayanan air minum di perkotaan, khususnya Sangatta Utara dan Sangatta Selatan mencapai 80 persen sampai tahun 2024 mendatang. Sedangkan di pedesaan ditargetkan sekitar 60 persen.

“Sekarang di kota telah kita layani sampai 90 persen, sedangkan di pedesaan 50 persen,” kata Supajan.

Dia optimis, sampai tahun 2024 mendatang, setelah masa jabatannya sebagai Dirut Perumdan rampung, target itu bisa terpenuhi. Untuk menunjang hal tersebut, rencana telah disusun untuk pengembangan layanan dan pemasangan pipa baru, untuk pelanggan nantinya.

Direktur Teknik Perumdam TTB Kutim Galuh Boyo Munanto, menjelaskan proses menjaga produksi kualitas air minum (wahyu/satumejanews.id)

Dilihat dari kinerja yang dilaksanakan selama ini, tidak sia-sia. Sejumlah penghargaan telah dikantongi. Antara lain Kinerja BUMD Air Minum (AM) Sehat dengan Dukungan dan Komitmen Penyertaan Modal Daerah. Kemudian, Digital Tranformation Award dari Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) dan lainnya.

“Secara bertahap semua rencana akan kita wujudkan. Kita minta doa dan dukungan semua masyarakat Kutim,” kata Suparjan. Tak hanya itu, dirinya juga meminta kepada media agar terus mendukung dan menjadi mitra Perumdam TTB Kutim.

“Mari memberikan dampak positif. Mempererat silaturahmi antara PDAM dan media. Dalam rangka memberikan informasi yang mendidik, akurat, dan seimbang dan sesuai fakta,” pintanya.

Ketika menemui awak media di intake Kabo Jaya, Supajan juga didampingi Direktur Teknik Galuh Boyo Munanto. Keduanya saling bergantian memberikan penjelasan terkait proses produksi air minum yang dikelola Perumdam selama ini. Katanya SPAM terbagi empat bagian. Pertama, air baku, produksi, distribusi, dan pelayanan.

Salah seorang petugas pencatat meter air yang ada di rumah pelanggan selalu hadir setiap bulannya. (ist)

“Tujuannya, tersedianya pelayanan air minum, terwujudnya pengelolaan air minum dan  pelayanan yang berkualitas, tercapainya kepentingan semua pihak, dan tercapainya penyelenggaraan yang efektif dan efesien,” katanya.

Lebih jauh, Suparjan memaparkan sebelum terdistribusi ke masyarakat, maka air sungai terlebih dahulu di masukkan ke dalam bangunan penyadap air atau intake. Kemudian di pompa ke proses prasedimentasi. Tujuannya ialah untuk menghilangkan partikel diskrit, pasir, lumpur, maupun material kasar lainnya.

“Terakhir pengolahan air baku melalui proses fisik, kimiawi, dan biologi sampai menjadi air minum. Selanjutnya baru didistribusikan kepada pelanggan,” ujar Suparjan. (wardi)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini