Satumejanews.id SANGATTA – Truk terbesar di dunia dengan kapasitas muatan 360 ton merk Liebherr T282 seberat 237 ton menjadi monumen tambang dan ikon kota Sangatta yang ditempatkan di Bukit Pandang Sangatta. Namun setahun lebih sudah sampai saat ini, masih menjadi rasa penasaran semua pihak karena belum juga dibuka untuk masyarakat umum.
Dalam acara Buka Puasa Bersama Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Pehapi) Kutim Sabtu (1/4/2023), Wakil Bupati Kutim H Kasmidi Bulang memberikan alasan hal tersebut. Dikatakan Kasmidi, ikon tambang itu adalah salah satu penggasnya adalah Perhapi Kutim yang diawali dengan duduk bersama diskusi dengan pak Muhammad Ruddy (COO PT KPC), pak Wawan Setiawan (GM EASD) dan jajarannya serta pimpinan KPC yang lain.
“Seyogyanya (Ikon tambang) tahun kemarin sudah selesai, tapi mohon maaf karena miss. Diantaranya ada Covid-19, akhirnya anggaran kita tak bisa terserap,” kata Kasmidi yang juga Ketua Tim Ikon Tambang Sangatta.
Akan tetapi tak perlu risau, sambung Kasmidi, pengerjaan ikon tambang untuk tahun ini didukung kembali oleh pemerintah dengan memberikan kucuran dana APBD satu setengah miliar untuk penyelesaian monumen tersebut.
“Insyallah, tahun ini kita pastikan selesai,” tegas lelaki kelahiran 1976 tersebut.
Diakui, Kasmidi alat berat itu sepenuhnya belum seratus persen selesai dan siap untuk dipublikasikan. Mulai lantainya, bangunan engine, pengaspalan sekitarnya dan hal lainnya yanh belum repesentatif. Namun tempat untuk swafoto sangat bagus.
“Doakan saja semoga selesai semuanya, bisa kita nikmati dan jadi kebanggaan kita,”pinta Kasmidi.
Disisi lain, Orang nomor dua di Pemkab Kutim itu membeberkan tentang beredarnya informasi terkait tentang dibukanya monumen tambang tersebut.
“Padahal tak boleh dibuka karena sudah jadi momen sakral. Tapi permintaan pak Kapolres supaya pak Kapolda melihat mobil terbesar didunia kita buka sebentar,” terangnya.
Setelah dibuka sebentar ternyata hal yang tidak diinginkan terjadi, ada oknum yang buat video dan foto. Kemudian muncul dimana-mana sehingga tersebar luas.(smn4)
