Satumejanews.id. SAMARINDA – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur (Kutim) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Laporan Pengelola Alat Obat Kontrasepsi (Alokon) di Fasilitas Kesehatan (Faskes) pada tanggal 17 hingga 20 November 2024. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Swiss Bell, Samarinda, dengan narasumber dari Badan Kesejahteraan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalimantan Timur.
Kegiatan Bimtek ini bertujuan untuk memperkuat sistem pelaporan Alokon di Faskes Kutim, agar alat dan obat kontrasepsi dapat terdistribusi secara konsisten kepada seluruh pasangan usia subur (PUS). Hal ini penting guna memastikan setiap wanita di Indonesia, khususnya di Kutim, memiliki akses yang memadai terhadap berbagai pilihan metode kontrasepsi yang aman dan efektif.
Dalam pembukaan acara, Kepala DPPKB Kutim Achmad Junaidi B, menekankan pentingnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mendukung pembangunan di berbagai sektor, termasuk kesehatan.

“Keberhasilan pembangunan sangat bergantung pada kualitas SDM, dan kesehatan penduduk merupakan salah satu indikator utama dalam pembangunan. Salah satu aspek penting dalam meningkatkan kesehatan adalah penguatan pelayanan keluarga berencana,” ujar Achmad.
Meskipun angka penggunaan kontrasepsi di Indonesia meningkat, tantangan utama yang masih dihadapi adalah ketidakteraturan distribusi dan pelaporan alat kontrasepsi di fasilitas kesehatan. Untuk itu, penguatan sistem pelaporan dan pengelolaan alat kontrasepsi di fasilitas kesehatan menjadi hal yang mendesak. Bimtek ini memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan di Faskes, termasuk bidan pengelola KB dan penyuluh KB, mengenai teknik pencatatan dan pelaporan yang lebih efektif menggunakan Sistem Informasi Keluarga Berencana (SIGA).
“Pelatihan ini juga mencakup keterampilan pemasangan dan pelepasan alat kontrasepsi, serta pemahaman tentang berbagai pilihan metode kontrasepsi yang dapat diberikan kepada pasien,” tambah Achmad.

Ia juga berharap agar seluruh peserta Bimtek dapat menyerap materi yang disampaikan oleh narasumber, sehingga dapat diterapkan secara optimal di lapangan.Pengelolaan alat kontrasepsi yang baik akan mendukung tercapainya tujuan pembangunan keluarga berencana yang berkelanjutan. Oleh karena itu, penguatan sistem pencatatan dan pelaporan Alokon menjadi kunci dalam memastikan pelayanan keluarga berencana di Kabupaten dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
Dengan kegiatan ini, diharapkan kualitas pelayanan KB di Kutim semakin meningkat, serta dapat mengurangi kesenjangan dalam akses dan pelaporan alat kontrasepsi. Hal ini juga mendukung tercapainya indeks pembangunan manusia (IPM) yang lebih baik di masa depan, terutama dalam bidang kesehatan. (sm4)