Beranda Kalimantan Timur Pantun RM di Pesta Nikah

Pantun RM di Pesta Nikah

271
0

Catatan Rizal Effendi

KETUA Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Balikpapan KH M Muslih Umar, S.Pdi menggelar resepsi pernikahan putranya. Acara khidmat itu berlangsung meriah di BSSC Dome Balikpapan, Sabtu (28/6) lalu.

Putra pertama Kiai Muslih, Abdul Hamid, S.Pd menikahi Atiqotul Muala, putri ketiga keluarga H Achmad Suhaemi dan Hj Aniyatur Rohimah.  Akad nikah berlangsung pagi di kediaman mempelai wanita di Jalan Projakal Km 5,5 No 123, Graha Indah.

Akad nikah berlangsung lancar. Dipimpin KH M Idris Hamid, Rais Syuriah PBNU yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah dan Pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alhikmah, Pasuruan, Jawa Timur. Sedang saksi adalah KH  Abbas Alfas dan KH Mujiburrohman Said.

Kiai Hamid atau akrab dipanggil Mbah Hamid adalah salah seorang ulama kharismatik yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Islam di Indonesia. Beliau lahir di Rembang, namun menjalani sebagian besar hidupnya di Pasuruan. Karena itu dikenal sebagai Kiai Hamid Pasuruan.

Latihan Merias Wajah yang dilaksanakan Ketua LKK NU Balikpapan, Bunda Arita dengan instruktur Ayi Pratiwi dari Adeva.

Wajah Kiai Muslih dan istrinya, Hj Siti Azizah Said tampak semringah. Mereka bersama besannya mendampingi putra putri mereka yang bersanding di pelaminan. Ada grup musik juga ditampilkan untuk mewarnai suasana keceriaan.

Sejumlah pengurus PC NU jadi panitia dan penyambut tamu. Termasuk istri saya, Bunda Arita. Maklum dia juga juga jadi pengurus NU sebagai ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) NU Balikpapan, yang kemarin menyelenggarakan pelatihan merias wajah.

Kebetulan instrukturnya menantu saya,  Ayi Pratiwi, yang punya profesi sebagai perias wajah termasuk merias pengantin di bawah label Adeva. “Biar kader fatayat dan muslimah NU punya keterampilan dan bisa menjadi sumber kegiatan usaha alternatif,” kata Bunda Arita.

Sebelumnya LKK NU Balikpapan juga melaksanakan pendampingan pembuatan sertifikat halal dan kewirausahaan, yang mendapat apresiasi dan dukungan dari Kiai Muslih. Maklum program itu sangat bermanfaat untuk kemaslahatan kader dan umat.

Wali Kota Rahmad Mas’ud  berpantun seraya mendoakan kedua mempelai.

Sementara itu, para kiai dan sejumlah tokoh tercantum dalam undangan yang disampaikan Kiai Muslih. Di antaranya Wali Kota Balikpapan H Rahmad Mas’ud (RM), mantan anggota DPRD H Yasin, KH Abbas Alfas, KH Muhlasin, KH Mujiburrohman Said, M.SI, KH Cholil Said, SHI, Ustaz Drs H Achmari Shiddiq, mantan anggota DPR RI Bunda Hj Kasriyah serta Bunda Arita.

Saya sempat bersilaturahmi dengan H Yasin dengan putrinya, Fadilah, SH dan suaminya. Ketika mereka menikah saya sempat hadir. Masih menjadi wali kota tahun 2021. Waktu itu ada wabah Covid 19. Mereka sekarang sudah dikaruniai dua anak. Fadilah saat ini masih menjadi anggota DPRD Balikpapan dari Fraksi Golkar untuk periode yang kedua

Kepada kedua mempelai, saya mengutip ucapan menarik dari seorang tokoh luar. Dia bilang ada 4 syarat untuk menggapai pernikahan sejati. Pertama: Iman. Kedua, ketiga dan keempat adalah Kepercayaan.

BERTEMU RM DAN ISTRI

Saya menyampaikan  pesan bijak kepada mempelai.

Dalam acara resepsi itu, saya juga sempat bertemu Wali Kota Rahmad Mas’ud yang datang bersama istrinya, Hj Nurlena, SE. Saya datang lebih dulu barengan dengan mantan ketua Bappeda dan Ketua Baznas Balikpapan H Sarjono dan istri, Direktur Eksekutif Universitas Mulia Dr Agung Sakti Pribadi dan istri serta Zaenal Abidin (Pak Zen).

Rahmad sempat memberi wejangan kepada kedua mempelai agar menjadi pasangan sakinah, mawaddah, dan warahmah serta dikaruniai keturunan yang salih dan salihah serta berbakti dan berguna untuk orang tua, keluarga, bangsa dan negara. 

Dia juga sempat berpantun, yang memang menjadi tradisi Wali Kota dalam berbagai acara. Sayang dia tidak sempat menyanyi dan saweran karena tergesa-gesa.

Ada dua pantun disampaikan RM penuh senyum dan dijawab undangan dengan ucapan “Cakep!” Pantun pertama berbunyi: Ujung Pandang kota Palu, jalan-jalan tentunya seru, pandang memandang tersipu malu, alangkah indah si pengantin baru. Sedang pantun kedua bunyinya: Ulama soleh manusia mulia, mengajak agar tidak sengsara, kami semua turut berbahagia, melihat pengantin bersanding mesra.

RM dan istri sempat menemui saya di kursi undangan. Dia menyalami dan mencium tangan serta memberi hormat kepada seniornya. “Saya mohon hanya sebentar di sini karena langsung terbang ke Jakarta memenuhi undangan Kapolda,” katanya.

Ketua PC NU Balikpapan KH Muslih Umar bersama besan dan putra-putri mereka yang melaksanakan resepsi pernikahan.

Saya lama tidak bertemu dengan RM. Karena itu pertemuan kemarin langsung diposting tim siber RM, sembari ada kalimat menarik yang dicantumkan. “Selain dari orang tua, aku belajar adab dari pak wali @rahmadmasud,” begitu komennya.

Ketika suasana pertemuan itu saya posting di grup, Ir Adam Sinte, mantan anggota DPRD Kaltim sekaligus ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Balikpapan membuat komen menarik. “Masyaallah, adem perasaan kita kalau pemimpin kota akur sama pendahulunya,” ujarnya penuh makna.

Agung Sakti juga senang adanya pertemuan yang tidak terduga itu. Di tengah-tengah kesibukannya mengelola kampus, Agung punya program pengabdian masyarakat yang mendukung program Pemkot Balikpapan, yaitu Forum RT dan Forum Air.

Berfoto bersama Wali Kota Rahmad Mas’ud dan istri. Ada Pak Sarjono dan Pak Agung Sakti dan Pak Zen.

Forum RT dimaksudkan sebagai wadah para ketua RT untuk berbagi pengalaman dan menyampaikan aspirasi untuk kemajuan warganya. Sedang Forum Air dimaksudkan ikut memberikan solusi untuk mengatasi keterbatasan air bersih di Balikpapan. “Kita ingin Balikpapan benar-benar menjadi kota maju yang mampu memenuhi kebutuhan pokok warganya,” kata Agung bersemangat.

Selain ke Dome, saya juga sempat menghadiri resepsi pernikahan keluarga Padang di Hotel Jatra, BSB. M Adrian Harry Tanjung, S.Ked, putra pertama H Syafrizak Tanjung dan Hj Wiwin Aprianti menikahi Cindy Avia Rizqullah, S.Ked, putri ketiga keluarga H Muhammad Mansur, SH (alm) dan Hj Susantin Fajariyah.

Yang menarik kedua mempelai gelarnya S.Ked. Itu singkatan dari sarjana kedokteran. Gelar akademik setelah menyelesaikan program pendidikan sarjana (S1) di bidang kedokteran. Untuk bisa berpraktik sebagai dokter, yang bersangkutan akan melanjutkan ke program profesi dokter (co-ass).

Datang ke undangan mereka, saya jadi teringat kata romantis orang kedokteran ketika merayu pasangannya. “Jika tulang butuh kalsium untuk terus tumbuh, maka aku butuh kamu untuk terus hidup.” Selamat berbahagia di tahun baru Islam 1447 Hijriyah yang penuh berkah.(*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini