Beranda Kalimantan Timur “Tolong Kulkasku  Ngambang”

“Tolong Kulkasku  Ngambang”

331
0

Evakuasi warga yang dilakukan petugas menyeberangi sungai.

Catatan Rizal Effendi

DUA kota utama di Kaltim, Samarinda dan Balikpapan diguyur hujan deras, Kamis (19/6) kemarin. Hujan berlangsung sejak pagi. Di Balikpapan hujan reda sekitar pukul 12.00 siang, sedang di Samarinda nyambung sampai malam hari. Bahkan hingga Jumat dinihari tadi.

Tapi Samarinda sejauh ini dilaporkan tidak terjadi banjir besar seperti bulan lalu. Sedang di Balikpapan kondisinya benar-benar sangat mencekam. Karena terjadi banjir di mana-mana diwarnai juga adanya longsor dan pohon tumbang.

Selain itu kota jadi lumpuh karena arus lalu lintas kendaraan di mana-mana macet. Satu-satunya jalan yang lancar dan tidak tergenang boleh dibilang hanya kawasan Jalan Jenderal Sudirman, mulai Lapangan Merdeka sampai Bandara SAMS Sepinggan. Termasuk juga sebagian Jalan Syarifuddin Yoes.

Ratusan video suasana banjir diunggah warga kota ke media sosial. Terutama kawasan jalan MT Haryono dan Beller yang sudah menjadi langganan meski di situ ada proyek banjir bernilai Rp136 miliar tahun 2023 yang sangat menghebohkan dan kontroversial.

Masih sempat main HP ketika dievakuasi petugas.

Sekurang-kurangnya ada 15 titik kawasan permukiman dan lingkungan di Balikpapan yang terendam. Di antaranya Gunung Guntur, Gunung Kawi, Gunung Malang, simpang tiga Gunung Sari, Puskib, Dam, Maxi Strat 1, BJBJ, tanjakan Global, perumahan Wika, turunan Mazda, kawasan Batakan, dan lainnya.

Yang menyedihkan air masuk di Rumah Sakit Ibnu Sina, persimpangan Rapak. Dari video yang diunggah, terlihat air masuk di ruang tunggu sampai ke ruang perawatan. “Hampir semua lantai dasar terendam. Hanya lantai dua yang aman,” kata seorang petugas. Akibatnya, pelayanan bagi warga yang berobat pun terhenti.

Ada seekor buaya juga sempat berkeliaran di kawasan permukiman. Sayang videonya tidak menjelaskan di lokasi mana buaya itu muncul. Apakah buaya liar atau buaya peliharaan milik warga yang lepas. Informasi terakhir menyebutkan buaya itu muncul di kawasan Perum Graha Indah, yang berdekatan dengan kawasan hutan mangrove.

Video mencekam menayangkan seorang ibu meminta pertolongan sambil menangis. Dia bilang air sudah masuk ke dalam rumahnya. “Tolong aku, barangku tenggelam semua. Kulkasku ngambang, kulkasku ngambang. Ada yang bisa bantukah?” tanyanya sambil menangis.

Air yang merendam lantai dasar Rumah Sakit Ibnu Sina di kawasan Rapak.

Ada juga yang mengirim video banjir di sekitar jalan masuk Stadion Persiba Batakan. Dia merekam video monumen perahu layar tradisional yang dikelilingi air. “Jalan stadion banjir gess, perahunya mau berlayar,” ujar suara dalam video tersebut.

Di situ terlihat juga ada sebuah mobil pikap putih yang terperosok ke parit dan nyaris tenggelam. Beberapa warga setempat berusaha membantu agar mobil itu segera bisa dievakuasi.

Sejak awal monumen perahu layar yang menguras APBD Kota sebesar Rp4 miliar itu dipersoalkan netizen. “Stadion kok monumennya perahu layar? Nggak nyambung. Kenapa bukan patung beruang madu yang menendang bola sesuai julukan tim Persiba yang disebut Tim Beruang Madu,” kata Agus, seorang netizen di Batakan.

Pemkot sendiri membangun monumen itu untuk menyesuaikan tipologi kawasan Kecamatan Balikpapan Timur, yang juga dikenal sebagai kampung nelayan.  “Ya kalau mau monumen perahu layar jangan di stadion tapi di Manggar yang ada TPI-nya,” kata netizen lain. TPI yang dimaksud adalah fasilitas Tempat Pelelangan Ikan yang dibangun Pemprov Kaltim.

 
Kawasan Jalan MT Haryono yang sempat tenggelam.

SYUKUR LEKAS SURUT

Syukurlah banjir di Balikpapan kemarin lekas surut. Hanya beberapa jam kemudian kawasan yang terendam sudah aman. Tinggal kesibukan warga yang membersihkan rumah-rumah mereka yang dipenuhi lumpur. Sejumlah peralatan elektronik seperti kulkas dan TV banyak yang rusak. Termasuk juga kendaraan.

“Banjir kemarin cepat reda karena penataan yang dilakukan Pemkot mulai menunjukkan hasil. Selain juga laut lagi surut, sehingga air cepat mengalir,” kata seorang petugas BPBD.

Menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, sebenarnya hujan yang terjadi masih dalam kategori sedang, tapi memang durasinya cukup panjang. “Jadi warga harus tetap waspada dari ancaman banjir, longsor, pohon tumbang dan bahaya listrik,” katanya.

Mobil pikap yang tenggelam dekat tugu perahu sandek di depan Stadion Batakan.

Anggota DPRD Kaltim dari Fraksi PDIP, H Baba sempat menyindir banjir yang terjadi di dapilnya. “Sebenarnya nggak banjir, cuma anu saja, air lagi ngantre ke luar,” katanya seperti diberitakan NIAGA.AS.

Dalam bagian lain, dia mengingatkan Pemkot Balikpapan agar tidak menganggap sepele persoalan drainase dan tata kelola air. “Kita ikut berjuang melalui APBD Provinsi  agar perhatian penanganan banjir di daerah termasuk Balikpapan menjadi perhatian bersama,” jelasnya.

Berkaitan dengan penanganan banjir, Wali Kota Rahmad Mas’ud menginstruksikan Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) untuk menghentikan sementara pemberian izin pembukaan lahan untuk pembangunan perumahan dan permukiman. “Banjir terjadi karena sedimentasi dan buruknya daya serap tanah karena alih fungsi lahan yang tidak terkendali,” katanya.

Ketika terjadi banjir kemarin, tak terlihat pemimpin kota tersebut ada di lapangan. Ada informasi Wali Kota lagi mendampingi kunjungan kerja sejumlah anggota Komisi VI, X, dan XII DPR RI ke daerah ini. Apa lancar ya kunkernya bila di mana-mana kota lagi terendam? (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini