
Satumejanews.id. SANGATTA – Anggota DPRD Kutim Yan mengaku prihatin terhadap kasus penyalahgunaan narkoba di Kutai Timur (Kutim) yang terus meningkat. Bahkan informasi yang diperolehnya, peredaran naskoba Sudha menjalar sampai ke desa dan pedalaman.
Guna menghindari terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan warga pada umumnya, dia meminta kepada orangtua untuk mengawasi anak-anaknya. Jangan sampai generasi penerus di daerah ini terkena racun narkoba yang sangat membahayakan dan bisa membuat cita-citanya mandeg begitu saja, jika sudah terjerat narkoba.
“Mulai sekarang, kita harus waspada dan bersatu padu bersama-sama memerangi peredaran narkoba. Hal ini bukan lagi tanggung jawab pemerintah, namun kita bersama,” kata Yan.
Banyak masyarakat yang mengeluhkan dan mengkhawatirkan terkait hal ini. Menurutnya, peran orangtua sangat diperlukan untuk memerangi peredaran narkoba. Jangan sampai anak-anak dan generasi penerus terpengaruh terhadap barang haram tersebut.
“Saya mengajak kepada seluruh orangtua dan elemen masyarakat, untuk bersama-sama memerangi peredaran narkoba di daerah ini. Melihat tren kasusnya makin naik, kita harus bersama-sama melawannya,” ujar Yan.
Dikatakan, pergaulan lingkungan juga harus diwaspadai oleh orangtua. Jangan sampai anak-anak salah dalam bergaul, yang akhirnya bisa terjurumus terhadap hal-hal negatif, termasuk penyalahgunaan narkoba.
Guna memerangi peredaran narkoba, perlu kesadaran semua pihak agar ikut terlibat secara langsung pencegahan dan penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat. Terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.
Seperti diketahui berdasarkan data yang dirilis oleh BNNP Kaltim, presentase penyebaran narkotika di wilayah Kaltim terus mengalami peningkatan signifikan. Bahkan di masa pandemi Covid-19 yang lalu, tingkat peredaran narkotika di Kaltim semakin liar.
Mayoritas jenis narkotika yang beredar yaitu, sabu-sabu, ganja, ekstasi, obat-obatan berbahan adiktif serta lem.
Kaltim masih menjadi sasaran empuk bagi pelaku pengedar narkotika. Banyak hal yang membuat mereka dapat masuk ke wilayah Kaltim lantaran banyaknya jalan tikus yang menyebar di pintu-pintu masuk daerah perbatasan. (adv/sm3)