
Satumejanews.id. SANGATTA – Anggota DPRD Kutyim Faizal Rachman melakukan gerak cepat (Gercep), ketika memperoleh laporan masyarakat yang merasa dirugikan. Terlebih terkait dugaan pencemaran lingkungan.
”Saya dapat laporan dari masyarakat Desa Pelawan Kecamatan Sangkulirang, bahwasanya ada kegiatan yang dilakukan oleh Perusahaan Etam Bersama Lestari yang diduga mencemari sungai yang dimanfaatkan oleh masyarakat,” ujarnya kepada awak media melalui sambungan telefon, Jumat (06/05/2024).
Politisi dari partai besutan Megawati Soekarno Putri ini menuturkan, setelah sampai di lokasi, dirinya didampingi perangkat desa setempat, tokoh masyarakat, pengawas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) beserta karyawan dari perusahaan yang bergerak di industri perkebunan Kelapa Sawit tersebut langsung meninjau lokasi yang dimaksud.
“Nah setelah kami sampai di sana, memang ada aktifitas perusahaan yang sedang melakukan normalisai sungai yang membuat air menjadi keruh dan dampaknya membuat ikan mabuk dan mati,” ujar Faizal.
Masih kata Faizal, kekhawatiran masyarakat di desa yang memiliki 7 RT ini bukan tanpa sebab. Pasalnya, sungai yang selama ini dimanfaatkan warga untuk mencukupi kebutuhan air bersih tersebut, tiba-tiba berubah warna dan tidak bisa dimanfaatkan. Sehingga atas kesepakatan seluruh warga, maka perangkat desa berinisiatif untuk melaporkan hal ini kepada DPRD Kutim.
“Memang saat awal aktifitas itu dimulai, tidak ada komunikasi dengan pihak desa. Sampai hari ini masyarakat masih khawatir dan tidak mau menggunakan air dari sungai tersebut, karena takut,” imbuhnya.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada masyarakat terdampak, anggota Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan DPRD Kutim ini, meminta kepada perusahaan untuk sementara waktu mensuplai kebutuhan air bersih kepada warga, sampai air sungai tersebut bisa kembali aman dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sementara itu, saat awak media mencoba menghubungi pihak perusahaan untuk mengkonfirmasi terkait peristiwa ini, sampai berita ini ditulis masih belum mendapatkan jawaban, meskipun sudah ada komunikasi awal, namun secara detail belum mau menanggapi terkait persoalan ini. “Nanti ya bang ada tim yang akan menanggapi,“ bunyi pesan dari salah satu karyawan perusahaan tersebut yang enggan di sebutkan namanya. (adv/sm3)